Makin mendekat musim baru Liga 1 dimulai, posisi kepala pelatih Persib Bandung yang diisi Miljan Radovic makin kencang "digoyang". Radovic belum bisa membawa skuat Persib tampil sesuai harapan.
Sejak resmi menjabat pada 9 Januari lalu, Radovic telah melakoni 8 pertandingan dengan catatan hanya meraih 2 kemenangan, 3 seri, dan 3 kekalahan. Kemenangan itu sendiri diraih dari dua tim yang notabene memang memiliki kualitas di bawah Persib yaitu Persiwa Wamena (di Piala Indonesia) dan Perseru Serui (Piala Presiden 2019).
Bukan sekadar melihat dari hasil akhir, bobotoh pun menyoroti pola permainan Persib yang tak berkembang. Apa yang dilihat di lapangan tak seperti apa yang berulang kali Radovic ucapkan bahwa Persib di bawah arahannya akan menerapkan gaya tiki-taka.
Tiki-taka yang dimaksud adalah gaya bermain yang dipopulerkan Pep Guardiola dan Barcelona-nya, di mana para pemain memainkan umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki.
"Kemarin banyak main tiki-taka, pemain sudah mengerti itu. Tapi saya pikir bisa lebih bagus karena mereka punya potensi bagus," ujar Radovic dikutip dari Tribun Jabar pada 26 Februari lalu.
Pria berusia 43 tahun itu bahkan sempat mengalami kejadian tak mengenakan saat Persib menelan kekalahan dari Persebaya di ajang Piala Presiden 2019. Saat itu Radovic diserang oleh seorang bobotoh yang merangsek ke lapangan. Beruntung orang-orang di sekitarnya sigap mengamankan.
Romantisme Masa Lalu
Medio 2017, Persib terseok-seok di Liga 1. Kursi pelatih yang ditempati Djadjang Nurdjaman terasa panas. Bobotoh mulai berspekulasi terkait kandidat pelatih yang bisa menggantikan Djadjang. Nama Miljan Radovic pun ada di antaranya. Saat itu ia tengah meniti karier kepelatihannya di klub Montenegro, OFK Grbalj.
Media sosial ramai membahas kemungkinan Radovic kembali ke klub yang pernah diperkuatnya selama dua tahun lebih ini. Bobotoh merayunya seraya bernostalgia mengenang masa-masa indah pemilik tendangan bebas mematikan itu di Persib. Berkat keahliannya dalam bola mati ia sampai dijuluki The Professor.
Namun rupanya ia belum diberi kesempatan manajemen saat itu yang lebih memilih mengakhiri musim tanpa pelatih kepala setelah Djanur mengundurkan diri. Musim selanjutnya, 2018, manajemen menunjuk Mario Gomez yang memang lebih berpengalaman dan berprestasi. Padahal Radovic sudah memberi kode-kode di media sosialnya untuk menyambut keinginan bobotoh.
Akhirnya peluang terbuka setelah Gomez dan manajemen Persib terlihat tidak harmonis di pertengahan musim lalu. Perlahan Radovic dimasukkan ke Persib melalui posisi direktur teknik, posisi yang sebenarnya tak lazim di klub Indonesia meski itu adalah salah satu syarat klub profesional dari AFC. Beberapa pihak menilai Radovic hanya tinggal menunggu waktu untuk menggantikan Gomez.Â
Benar saja, di akhir musim manajemen memutus kontrak Gomez yang sebenarnya masih tersisa satu tahun. Attitude buruk menjadi alasan manajemen mengakhiri kerja sama.
Desember 2018 manajemen Persib positif menunjuk Radovic sebagai pelatih baru, yang secara resmi diperkenalkan pada 9 Januari 2019. Tapi keputusan itu justru menimbulkan pro-kontra. Bobotoh sudah terlanjur nyaman dengan gaya kepelatihan Gomez. Meski gagal juara, tapi performa Persib bisa dibilang stabil.
Setelah berjalan sekitar 3 bulan, pujian dan harapan justru berubah menjadi hujan kritik yang terus terlontar untuk Radovic. Bahkan sudah ada nama Robert Rene Alberts, eks-pelatih PSM Makassar, yang disebut-sebut akan menggantikan Radovic. Manajemen Persib sendiri tidak mengeluarkan pernyataan apapun terkait hal ini.
Makin Kritis
Kekalahan 1-2 atas Borneo FC di leg pertama 8 besar Piala Indonesia (24/04) membuat Radovic makin didesak untuk mundur. Namun ia seolah tak terbebani. Radovic tetap optimis terhadap skuatnya untuk menampilkan permainan yang diharapkan dan membalas kekalahan di leg kedua yang dimainkan di kandang sendiri.
Dikutip dari Simamaung, Radovic justru menyebut skuatnya sedang dalam motivasi tinggi untuk membuktikan bahwa mereka tetaplah tim yang patut disegani.
"Latihan hari ini luar biasa, pemain tunggu pertandingan kita lawan Borneo dan mereka termotivasi sekali, mereka mau menang dan semua di sini mau menang," ujarnya selepas mengawal latihan tim, Minggu (28/04).
Pertandingan leg kedua versus Borneo itu sendiri sebenarnya dijadwalkan tanding pada 29 April 2019. Namun pihak kepolisian tak mengizinkan atas dasar keamanan dan merekomendasikan PSSI untuk menjadwal ulang. 4 Mei menjadi waktu yang dipilih PSSI untuk melangsungkan pertandingan.
Sepertinya laga tersebut menjadi titik nasib Radovic di Persib. Jika kalah lagi, posisinya akan makin terdesak. Bukan tidak mungkin gelombang protes akan terjadi kepadanya seperti yang sudah-sudah.
Namun jika menang dan lolos ke perempat final pun bukan berarti ia aman. Laga-laga selanjutnya tetap akan menjadi laga penghakiman bagi Radovic. Kecuali jika secara drastis ia membawa timnya bermain dengan permainan yang lebih terstruktur, khususnya di liga yang akan kick off pada 15 Mei.
Meski ikut kesal melihat Persib bermain sejauh ini, saya tetap berharap Radovic dipertahankan. Sebab pergantian pelatih pun belum tentu jadi keputusan tepat dan bisa saja akan menimbulkan kecanggungan lain.
Toh sejauh ini pemain baru yang kemungkinan akan jadi andalan seperti Fabiano Beltrame, Achmad Jufrianto, dan Arthur Gevorkyan belum bermain. Bahkan Persib disebut akan kedatangan gelandang asing baru pengganti Srdan Lopicic yang didepak beberapa waktu lalu.
Namun kalau pada akhirnya tak ada perkembangan yang berarti, maka... Dovienja*, Radovic!
*selamat tinggal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H