Akhir-akhir ini baru saja terjadi bencana banjir, tanah longsor, dan gunung erupsi di beberapa wilayah Indonesia. Ada juga kebakaran yang terjadi. Bukan kebakaran hutan dan lahan, melainkan kebakaran rumah-rumah hingga pasar. Kejadian-kejadian ini memunculkan simpati bagi sebagian besar masyarakat hingga tergerak untuk membantu.
Bantuan dikumpulkan untuk sekedar meringankan beban para korban yang mengalami musibah. Tidak sedikit yang membuka donasi dalam bentuk uang yang nantinya diserahkan kepada posko-posko relawan. Ada juga yang mengumpulkan makanan, serta pakaian untuk dikirim ke tempat-tempat terjadinya bencana.
Masyarakat Indonesia secara umum sudah mewarisi kebiasaan saling bantu apabila ada diantara mereka yang terkena musibah. Terlihat dari antusiasnya masyarakat dalam mengumpulkan bantuan. Bahkan yang sama sekali tidak mengenal atau belum pernah tahu tempat terjadinya musibah rela menyisihkan sebagian hartanya. Ini merupakan bentuk jiwa sosial masyarakat Indonesia.
Kepedulian antar sesama ini seharusnya tidak menunggu terjadi musibah-musibah besar seperti beberapa waktu lalu. Akan lebih baik lagi jika dimulai dalam skala-skala kecil, seperti lingkungan tetangga atau dalam lingkup satu desa. Dengan demikian maka akan terwujud masyarakat yang peduli dimanapun berada.
Kepedulian ini sering digambarkan sebagai kepedulian terhadap sesama manusia saja. Jauh dari itu, sesungguhnya kepedulian juga harus dilakukan terhadap lingkungan atau alam sekitar kita. Wujud kepedulian yang dimaksud dapat berupa peduli terhadap kebersihan lingkungan serta kelestarian alam dengan cara menjaganya.
Kantan Muara, 23 Februari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H