Kian mendekati hari pemungutan suara, serangan terhadap Joko Widodo atau Jokowi, kian kencang. Gubernur Bangka Belitung (Babel), Rustam Efendi pun membelanya. Ketua PDI-P Provinsi Babel itu, tak mempersoalkan bila Jokowi dikritik. Tapi, bila diserang membabi buta, rasanya tak pantas.
" Saya kira jangan terus-terusan melancarkan serangan politik Pak Jokowi dengan cara-cara yang 'kotor'," kata Rustam, di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, di alam demokrasi mengkritik seorang calon pemimpin adalah hal yang wajar. Tapi, bila menyerang dengan 'kasar', apalagi membabi buta, tak baik pula untuk pendidikan politik masyarakat.
" Menyerang dengan cara menuding dan menyalahkan, saya yakin hal itu tidak akan tidak diminati oleh masyarakat," kata Rustam.Â
Jangan sampai, karena persaingan politik, lantas fatsoen berdemokrasi, diabaikan pula. Ia sendiri melihat, nyaris tiap hari, tudingan dialamatkan ke Jokowi, bahkan tudingan itu cukup tendensius. Jokowi sendiri, sebenarnya terbuka terhadap kritik, masukan atau pandangan dari siapapun, termasuk dari Prabowo Subianto.
"Jokowi pasti menerima dengan bangga kritik dan masukan dari siapapun termasuk Ketua Dewan Pembina partai Gerindra Prabowo Subianto dan partai lain," katanya.
Tapi yang ia sayangkan, kritik yang selama ini ditujukan ke Jokowi, jarang yang terkait dengan kinerja mantan Wali Kota Solo tersebut.
"Jangan dong 'menusuk' Jokowi dengan hal-hal yang tidak terkait kinerjanya," katanya.
Dalam pesta demokrasi, kritik dan adu pendapat adalah hal yang wajar. Bahkan adu gagasan, sangat diperlukan untuk memperkaya demokrasi itu sendiri. Bahkan, bagi publik, adu gagasan antar kandidat, akan menjadi referensi berharga dalam menilai seorang calon.
"Dalam pesta demokrasi, adu gagasan biasa. Pun saling kritik. Tapi, bukan mencibir apalagi memfitnah. Perilaku yang hanya tahu menuding orang tanpa bisa memahami bahwa dirinya juga adalah manusia yang tidak sempurna bukanlah sikap politisi yang baik," kata Rustam.
Partainya sendiri, mempersilahkan masyarakat untuk menilai Jokowi. Sebagai calon presiden, Jokowi memang harus dikritisi. Ia yakin, Jokowi bukan orang yang anti kritik. Tapi, ia berharap kritikan yang dilontarkan sifatnya konstruktif, bukan cibiran, apalagi hanya berisi caci maki.
"Sebagai sesama anak bangsa mari saling mengkritisidengan cara-cara yang baik," katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H