Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Rumah Tangga Seluler

17 Oktober 2011   06:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:51 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital dan teknologi komunikasi, perangkat seperti handphone sudah seperti jimat paling bertuah. Nyaris semua aktivitas kini, tak lepas dari alat mungil itu.

Kawan saya, Arjuna merasakan betapa hidupnya tak bisa lepas dari telepon genggam. Apalagi kini ia berjarak jauh dengan sang istri tercinta. Dia ada di batavia, sang istri beserta tiga anaknya tinggal di Yogyakarta. Maka rutinitas rumah tangganya pun disambungkan lewat handphone.

Pekerjaanlah yang membuatnya harus merentang jarak dengan istri dan ketiga anaknya. Padahal sebelumnya ia masih ngumpul bareng sama istri dan ketiga anaknya di Jakarta. Bahkan ia sudah sempat mengambil kreditan rumah di Cimanggis, Jakarta Timur.

Namun garis nasib berkata lain, istrinya diterima sebagai PNS di Yogyakarta. Akhirnya ia pun terpaksa berpisah dengan orang-orang yang dicintainya. Mau apalagi, sedangkan dia mau tak mau mesti di batavia, karena tuntutan pekerjaan.

Untuknya ada jimat jaman moderen bernama handphone. Jimat yang dikenal dengan bahasa kerennya sebagai gadget itu tetap membuat kawan saya itu bisa menjalani 'rumah tangganya' secara seluler. Alias aktivitas rumah tangganya kini, dipindah ke alat segenggaman tangan.

Biar lebih mudah, ia punya satu handphone jenis smartphone yang lagi ngetren, yakni blackberry yang khusus dipakai buat aktivitas rumah tangganya. Istrinya pun demikian. Maka, kala ia di batavia, acara komunikasi dengan sang istri memakai blackberry. Terutama lewat fasilitas blackberry messengernya atau biasa dikenal BBM.

Dari mulai pengecekan rutin sang istri, menanyakan, apakah sudah makan siang atau belum. Sudah solat atau belum. Dan kiriman foto aktivitas anaknya sehari-hari menjadi menu rutin di BBM-nya.

Bahkan, sampai foto menu makanan yang dimasak istrinya, rajin dikirim dari Yogya. Petang, giliran sang anak yang berkomunikasi. Foto-foto tiga anaknya silih berganti dikirim via BBM dengan beragam pose. Malam hari, istrinya kembali pegang kendali, mulai dari menanyakan makan malam, bertanya posisi dimana, jam berapa pulang ke rumah kreditannya, dan teteng bengek perhatian yang lain.

Kata-kata penuh cinta dan rindu pun jadi bumbu rumah tangga selulernya. Saya lebih beruntung, karena istri dan anak saya ada di Jakarta. Artinya tak perlu sampai berumah tangga ala Arjuna via BBM. Malam sepulang kerja, masih bisa bertemu istri dan anak tercinta. Dan pagi, menjelang berangkat kerja, masih bisa bercanda dengan si buah hati.

Tapi keadaan yang memaksa Arjuna mesti menjalani prosesi rumah tangga selulernya. Meski ada yang hilang, namun keberadaan gadget ditangannya, sedikit banyak bisa menghadirkan rumah tangganya secara maya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun