Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Resep 'Cespleng' Ala Sekjen Kemendagri Hadapi Kritikan

2 Juli 2017   19:10 Diperbarui: 2 Juli 2017   19:25 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Pernah dengar istilah kebakaran jenggot? Ya, istilah itu untuk menyebut kemarahan seseorang akan satu hal yang menyangkut dirinya. Sesuatu hal yang bikin orang kebakaran jenggot  itu bisa kritikan tajam, sindiran nyinyir dan sinis atau tudingan.

Biasanya istilah kebakaran jenggot itu dilekatkan pada pejabat atau politisi atau pun tokoh publik. Misalnya kerap ada berita pejabat A atau politisi B, kebakaran jenggot dengan kritikan pengamat C atau aktivis LSM D.

Lalu harus bagaimana pejabat menghadapi kritik keras yang ditujukan padanya?

" Santai saja," demikian jawaban dari Pak Yuswandi A Temenggung, saat ngobrol ngalor ngidul dengan saya, malam hari di sebuah ruangan di Hotel Eastparc, Yogyakarta, Senin 12 Juni 2017.

Senin malam itu, Pak Yus usai menghadiri acara Rapat Koordinasi Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN). Sehabis memberi kata sambutan, dengan wajah sedikit lelah Pak Yus mengajak untuk mengobrol.

Sambil ditemani secangkir kopi, kami pun mengobrol. Banyak hal yang diobrolkan. Salah satunya tentang kiat atau resep Pak Yus ketika menghadapi kritikan yang ditujukan padanya. Menurut Pak Yus, kiat menghadapi kritikan itu sederhana saja. Kuncinya tak gampang panas telinga. Justru harus bersyukur, masih ada yang mengkritik. Karena baginya, kritikan yang datang adalah momentum untuk melakukan koreksi diri. Maka yang pertama dilakukan, ketika mendapat kritikan, ia selalu bertanya pada diri sendiri dulu.

" Pertama kali saya akan koreksi dulu diri saya sendiri. Saya akan bertanya, apakah saya yang salah. Jika tidak salah, tinggal memberi penjelasan," kata Pak Yus.

Menurut Pak Yus, kritikan itu ibarat vitamin. Jangan alergi. Apalagi sampai menganggap itu adalah penyakit yang ditakuti. Justru lewat kritikan, ada motivasi untuk bekerja lebih baik. Karena itu ia tak pernah merasa panas kuping ketika kritikan datang menghujani.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun