Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Prananda Trah Soekarno, Selain Puan

1 Agustus 2011   15:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:11 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_126403" align="aligncenter" width="300" caption="Prananda Prabowo Soekarnoputra"][/caption]

Trah politik Soekarno, yang kini di pegang Megawati Soekarnoputri, memang banyak disebut estafetnya akan beralih ke Puan Maharani, putri kandung dari ketua umum PDI-P itu. Benarkah hanya Puan?

Saya sempat merekam perhelatan kongres PDI-P di Bali, medio April 2010. Di kongres itu, Megawati kembali di pilih sebagai pucuk pimpinan PDI-P, tanpa hingar bingar penolakan atau persaingan seperti kongres partai lain yang ramai dengan persaingan menuju kursi nomor satu partai. Tapi di kongres Bali itu, hangat di bicarakan munculnya trah baru Soekarno, yakni Prananda Prabowo Soekarnoputra, putra kandung dari Mega, dari suaminya sebelum Taufik Kiemas.

Kala saya meliput acara kongres, rasa penasaran seperti apa sosok Prananda terbayarkan.Sekitar pukul 17.30 Wita, dalam jumpa pers, usai pembukaan kongres, bak ingin menampilkan sebuah wajah dinasti politik yang berpengaruh, trah Soekarno tampil lengkap. Tampak Megawati, sebagai dirijen trah, hadir didampingi Puan Maharani, Taufik Kiemas, dan Puti Guntur Soekarnoputri. Tapi justru yang menyedot perhatian, adalah tampilnya Prananda Prabowo Soekarnoputra yang tampil mendampingi sang ibunda.

Berbalut baju warna merah, warna kebesaran PDI-P, dengan berkaca mata, Prananda tampil gagah. Dari garis wajah ia, mata saya, menangkap sebuah raut yang mewarisi sosok putra sang fajar, kakeknya, Soekarno, presiden RI yang pertama.

Tegap dan mirip sang proklamator. Sayang, karena mungkin tampil pertama kali, Prananda masih terlihat agak kaku. Tapi dari cara dan sikap berdirinya, terlihat Prananda memiliki rasa percaya diri, seperti sang proklamator, kakeknya.

Usai jumpa persnya pun, Prananda langsung diserbu para kuli tinta, baik dari media elektronik dan cetak. Para juru foto dan kameramen televisi berebut dengan para reporter ingin mendapat gambar dan pernyataan, dari trah anyar putra sang fajar. Prananda walau pertama kali, cukup lugas menjawab saat diberondong pertanyaan, mengenai benar tidaknya dirinya akan total masuk politik. Menurut dia, apakah dirinya akan masuk jajaran DPP PDI-P hasil kongres III, itu semua diserahkan pada kongres.

“Bukan saya yang menyatakan bakal masuk atau tidak. Jadi tak etis saya mengatakan tertarik masuk DPP,” kata Prananda.

Sayang hanya itu lontaran dari Prananda, karena setelah itu ia bergegas keluar dengan pengamanan ketat petugas keamanan dari kerumunan wartawan yang mengerubunginya.

Saya pun berinisiatif meminta komentar pada Peneliti Senior, Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanuddin Muhtadi, tentang Prananda. Menurutnya, boleh saja Prananda menjadi harapan baru dari trah Soekarno. Namun harus diingat, bahwa Prananda masih minim jam terbang politiknya. Juga kharismanya masih jauh untuk menyamai ibunya, Megawati. “Perlu waktu panjang bagi Prananda membuktikan diri,” kata Burhan.

Tapi, kata, Ganjar Pranowo, seorang politisi muda PDI-P, Pranandaadalah sosok lengkap yang dibutuhkan PDI-P. Putra Mega itu, dimata Ganjar adalah manifestasi dari anak ideologis, sekaligus anak biologis trah Soekarno. Sosok lengkap seperti itulah, yang terdapat dalam diri Mega, yang membuatnya begitu dihormati di PDI-P.

“Bagi para pendukung tradisional, trah Soekarno itu penting untuk merepresentasikan ideologi Bung Karno dan anak biologis Bung Karno itu sendiri. Nah, yang tradisional itulah menunggu trah Soekarno,"ujarnya.

Prananda, menurut dia, adalah trah Soekarno yang terbilang lengkap. Walau ia terkesan pendiam, tapi ia mengaku kerap berdiskusi panjang lebar dengan Prananda. Dan ia yakin jika putra sulung Megawati mempunyai kapasitas.

“ Prananda memang pendiam sekali. Tapi diluar itu aktivismenya banyak.Dia cenderung kalem, tertutup, tapi ia kalau berdiskusi hal-hal yang subtantif betah sekali,”ujarnya.

Bahkan ia mengaku pernah berdiskusi tajam dengan Prananda, soal ideologi dan demokrasi. Menurutnya dari kemampuan dalam berdiskusi itu saja, sudah terlihat kapasitas seorang Prananda. “ Saya nilai, Prananda adalah representasi dari anak ideologis dan anak biologis trah Soekarno yang memang mempunyai kompetensi,” kata Ganjar.

Sementara itu itu politisi PDI-P lainnya, Hasto Kristianto, mengungkapkan, salah seorang penyusun pidato Megawati, yang dibacakan dalam kongres, tak lain salah satunya adalah Prananda. Pranandalah yang menekan akan pentingnya arah baru PDI-P.

“ Prananda yang memberikan ruh pidato Ibu Megawati, dengan memasukan kata-kata ideologis Bung Karno. Dia yang memberi ruh pidato,”ujarnya.

Politisi PDI-P lainnya, Andreas Parera, membenarkan itu. Menurutnya penyusun pidato Mega, selain Prananda juga Cornelis Lay. Ia mengakui jika Prananda berperan banyak dalam penyusunan pidato.” Penyunting akhir Mas Prananda,”ujarnya.

Pertanyaan saya, si penyunting akhir pidato Mega yang memukau di Kongres Bali itu, kemana sekarang? Apakah di 2014, Prananda akan bikin kejutan, semoga.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun