Minggu terakhir ini, kesibukan orang nomor satu di negeri ini, Pak Esbeye memang bertambah ekstra. Pikirannya sedang tersita, oleh rencana reshuffle kabinet yang memang dijanjikannya akan dilakukan di bulan Oktober ini.
Di Cikeas, rumah pribadinya, pikiran Pak Esbeye dicurahkan. Siapa yang layak masuk kabinetnya dan siapa yang di ganti. Tak gampang memang. Pak Esbeye tentunya harus mempertimbangkan keberadaan partai-partai pendukungnya. Bila ada menteri yang diganti itu berasal dari partai A pendukungnya, tentu Pak Esbeye mesti mempertimbangkan reaksi partai asal si menteri. Rada susah memang.
Gimana misalnya, kalau parpol asal si menteri tak terima, lalu cabut dari koalisi? Itu pula mungkin yang mendorong Pak Esbeye harus bertemu dulu dengan semua ketua umum dari parpol pendukungnya di Cikeas, termasuk Mas Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat.
Mungkin pertemuan itu, adalah untuk memohon pengertian dan permakluman bila ada menteri dari parpol yang terpaksa di gusur. Atau membicarakan satu menteri diganti, tapi parpol jangan panik, akan ada jatah pengganti.
Makanya di luaran, suara-suara diparpol sudah menyangkut tentang nama-nama yang direncanakan disorong ke Pak Esbeye. Ada yang optimis bakal dikasih jatah tambahan. Tapi ada juga parpol yang khawatir jatah berkurang. Partainya Mas Fahri Hamzah, PKS misalnya sudah mengeluarkan peringatan, bila satu menteri dari PKS di copot, maka partai kader itu katanya mau keluar koalisi. Apakah ancaman yang benar-benar akan direalisasikan kalau memang terjadi, atau hanya gertak sambal politik saja.
Pendek kata, Pak Esbeye dengan Cikeasnya memang tengah sibuk dengan reshufflenya.
Pak Jusuf Kalla atau Pak JK, yang pernah menjadi wakilnya Pak Esbeye juga tak kalah sibuk di musim hangat reshuffle. Tapi Pak JK bukan sibuk berpikir reshufflenya Pak Esbeye. Pak JK sibuk dengan komodonya, biawak raksasa purba yang masih hidup di wilayah Nusa Tenggara.
Bagi Pak JK, urusan ganti menteri itu urusan Pak Esbeye. Urusan dia, adalah bagaimana menjadikan Komodo beserta habitatnya itu tercatat sebagai pemenang dalam lomba keajaiban dunia. Sebagai duta besar Komodo yang mempunyai tugas dan misi menjadikan biawak itu dan habitatnya sebagai salah satu keajaiban dunia, dirinya harus bisa menghimpun dukungan untuk itu.
Ia pun sibuk berkampanye. Tapi bukan berkampanye agar dirinya kembali ada yang mendukung menjadi calon presiden. Namun kampanye agar Komodo menjadi keajaiban dunia. Bagi Pak JK, menangnya Komodo sangat penting bagi nama Indonesia dimata dunia.
Pak Esbeye pun pastinya mau mereshuffle karena ingin kinerja kabinetnya tambah baik. Kalau kabinet bekerja baik, benar-benar untuk rakyat, tentu hasilnya akan dinikmati semua warga Indonesia. Mudah-mudahan sih seperti itu.
Tapi pesan saya, warga negara dari negara yang sekarang bapak pimpin roda pemerintahannya, tolong bantu Pak JK. Pak JK kan sudah membantu Pak Esbeye dulu sebagai wakil presiden. Sekarang harusnya giliran Pak Esbeye, bantu Pak JK mengkampanyekan Komodo dan habitatnya.