Mas, kemarin sore saat membaca berita di sebuah portal berita, saya kaget. Dalam berita yang saya baca, Mas Johan Budi, pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, mengumumkan Mas Rio Capella jadi tersangka. Duh mas.. sampeyan kok sampai begitu...
Padahal usia Sampeyan masih muda. Artinya masih panjang jalan karir Sampeyan dalam mengarungi bahtera politik yang mengasyikan itu. Dan Sampeyan juga belum lama di lantik jadi wakil rakyat. Jadi, belum lama pula menikmati segala fasilitas di Senayan. Utang janji juga masih banyak yang belum dilunasi pada rakyat yang telah memberi mandat pada Sampeyan.
Jika sudah seperti ini, sama saja Sampeyan menutup pintu segala kemungkinan yang bisa Sampeyan raih kelak. Pastinya, Sampeyan tak bisa lagi cuap-cuap, berteriak atau berargumen dengan gagah mengatasnamakan rakyat. Sampeyan tak bisa lagi tampil sering di televisi. Apa Sampeyan tak kasihan pada konstituen yang telah memilih Sampeyan. Mereka tentu tak punya lagi kebanggaan.
Dan Sampeyan juga pasti sangat rugi. Karena tak ada lagi kesempatan di kemudian hari Sampeyan bisa masuk kabinet, misalnya kalau pak Jokowi yang Sampeyan dukung mau mereshuffle kabinetnya lagi. Kan, enak jadi menteri. Gengsinya lain, ketimbang jadi anggota DPR. Tapi sudahlah, nasi telah jadi bubur. KPK telah menetapkan Sampeyan jadi tersangka.
Dan yang namanya tersangka KPK, itu tak bisa berubah. Karena Rasuna Said itu tak kenal SP3. Ya, selanjutnya, Sampeyan tinggal menunggu di panggil ke pengadilan. Tapi, sebelumnya pasti Sampeyan akan tersiksa, menjalani pemeriksaan demi pemeriksaan di Rasuna Said. Kenapa tersiksa, pasti setelah diperiksa Sampeyan akan dikerubuti wartawan. Ya, pernyataan Sampeyan pasti akan jadi berita. Tapi itu, status Sampeyan bukan lagi Sekjen, tapi sudah tersangka. Jadi yang ditulis di berita pun, apa kata si tersangka. Belum lagi, bila kemudian Sampeyan di tahan, dipakaikan rompi tahanan warna oranye, lalu di sorot dan di jepret kamera. Tidak enak bukan, jika seperti itu.
Tapi walau Sampeyan sudah jadi tersangka, saya masih mengapresiasi langkah yang Sampeyan ambil, mundur dari Sekjen juga dari DPR. Memang harus seperti itu, kalau terkena masalah. Ya, anggap saja itu sikap gentleman Sampeyan.
Sekarang tinggal mempersiapkan diri. Bila memang merasa tak bersalah, silahkan Sampeyan berjuang menggapai keadilan. Namun jika memang Sampeyan salah, saya harap Sampeyan mau jujur. Bahkan yang diperlukan, keberanian Sampeyan untuk buka-bukaan. Siapa tahu, ada informasi lain yang menurut Sampeyan perlu dibuka.
Buka saja, agar rasa bersalah itu berkurang. Dan, cemooh publik juga berkurang, bila Sampeyan mau jujur. Bukankah jujur itu hebat?
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H