" Mas Mendagri datang, mudah-mudahan Pak SBY besuk saya", Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo masih ingat betul ucapan penuh harap yang keluar dari mulut Sutan Bhatoegana, saat ia membesuknya di rumah sakit, tempat politisi Partai Demokrat itu di rawat. Ia tak tahu, apakah kemudian SBY, mantan Presiden RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrat itu kemudian membesuk Sutan di rumah sakit.
Yang pasti, Tjahjo merasa kaget begitu dapat kabar Sutan yang sempat dijenguknya itu meninggal dunia. Ya, setelah beberapa kali dikabarkan meninggal, hari Sabtu, 19 November 2016, Sutan Bhatoegana diberitakan meninggal dunia. Kali ini, berita meninggalnya Sutan bukan lagi hoax. Tapi, benar-benar berita nyata, bukan lagi gosip apalagi hoax yang sedang ngetren di fesbuk (facebook) itu.
Sutan menghembuskan nafasnya yang terakhir di RS BMC Bogor, setelah beberapa hari di rawat. Sutan di rawat di rumah sakit tersebut karena menderita penyakit kanker hati. Kini, politisi yang terkenal dengan ungkapan ngeri-ngeri sedap dan masuk tuh barang telah pergi menghadap Ilahi.
Tjahjo pun bercerita ketika dia menjenguk Sutan di rumah sakit. Kata dia, Sutan waktu dijenguk, senangnya bukan main. Wajahnya segar. Ia tak menyangka Mendagri bakal menjenguknya. Padahal, secara garis politik, Sutan dan Tjahjo sempat bersebrangan. Namun menurut Tjahjo, secara pribadi ia tetap menganggap Sutan sebagai seorang sahabat. Meski secara politik ia berbeda haluan.
" Saya sudah menjenguk ya waktu sakit sekitar satu jam. Dia bicara cukup bagus, sudah segar ya. Kira-kira belum sebulan sebelum dia meninggal. Saya nengok malam ke sana," kata Tjahjo.
Saat dijenguk, kata Tjahjo, Sutan antusias bercerita. Sutan bercerita, tiap hari puasa. Ketika itu, Sutan ngobrol dengan lancar.
" Kenapa saya tengok dia walau beda? Tapi saya respek dengan dia, dia tidak pernah, walaupun kami kemarin fraksi oposisi, tapi dia tidak pernah kecam partai, atau kecam saya pribadi sebagai Ketua Fraksi, " tutur Tjahjo.
Sutan kata Tjahjo adalah orang yang menghormati perbedaan. Tjahjo pun kemudian menceritakan satu kisah saat ia pergi bersama dengan Sutan ke sebuah negara di Asia. Selama perjalanan, ia dan Sutan banyak ngobrol. Di mata dia, Sutan adalah orang yang enak diajak mengobrol. Humoris, dan penuh celetukan segar.
" Enak aja ngobrol. Orangnya enggak ada sekat bergaul dan dia hormati hak-hak. Saya tengok dia, ketemu istrinya, anaknya," katanya.
Ia akui, Sutan memang ceplas-ceplos. Bahkan banyak yang menganggap Sutan suka berkata kasar dan keras. Tapi, secara etika politik, kata Tjahjo, Sutan cukup bagus. Meski suka bicara keras, Sutan tak pernah mencaci maki partai oposisi atau politisi yang bersebrangan dengannya.
" Walau omongannya kasar, keras, enggak pernah dia kata-katain partai saya. Jadi saya kaget, wong kata dokter pemulihan dalam proses. Saya enggak tahu kalau ada kanker hati," ujar Tjahjo.
Saat ia menengok Sutan, kondisi tubuh politisi Partai Demokrat itu memang mengenaskan. Tubuhya kurus sekali. Meski wajahnya ketika itu terlihat segar. Ia banyak ngobrol dengan Sutan. Dan ada salah satu ucapan Sutan yang masih terngiang di telinganya.
"
" Waktu saya kesana dia sudah bicara dari a-z. Malah dia menunggu, katanya mas Mendagri dateng mudah-mudahan Pak SBY besuk saya. Dia ngomong begitu juga. Berharap juga," kata Tjahjo menceritakan kembali ucapan Sutan yang ingin sekali dibesuk SBY, ketua umum partai tempat Sutan bernaung.
Malam itu, lanjut Tjahjo, saat ia datang menjenguk, ikut membesuk pula sahabat Sutan, eks Duta Besar RI di Filipina yang juga kader Partai Demokrat. Ketika itu, sahabatnya membesarkan hati Sutan, katanya, SBY akan menjenguknya.