Sepulang dari tempat kerja di bilangan Thamrin, saya mampir dulu di warung kopi langganan saya milik Mang Maman, yang ada di bilangan Cipete. Kebetulan istri dan anak saya, Rakeyan, sedang menginap di rumah mertua, yang juga ada di daerah Cipete. Jadi tak usah jauh-jauh mengarungi jarak antara Thamrin ke Sawangan, tempat tinggal saya.
Saat mereguk kopi, tiba-tiba blackberry jadul saya berbunyi, pertanda ada pesan di layanan blackberry messenger saya. Waktu saat itu menunjukan pukul 22.00 Wib lebih, bahkan sedikit lagi memasuki pukul 23.00 Wib.
Setelah blackberry di tangan, saya buka layanan BBM saya. Di layar blacberry, terbaca sebuah pesan, ternyata dari istri saya. Isi pesannya, " Susu Rakey mau abis, tolong beli susu sama pampers,"
Perintah istri ibarat titah, apalagi ini menyangkut kebutuhan si buah hati. Usai menandaskan isi gelas kopi saya dan membayarnya ke Mang Maman, motor segera dinyalakan. Tujuan, tak lain ke minimarket yang buka 24 jam. Kebetulan di Jalan Abdul Majid, yang juga ada di daerah Cipete, ada Alfa Mart buka 24 jam. Kesana saya menuju.
Tiba disana, motor di parkir. Segera setelah itu masuk minimarket. Tak banyak pengunjung saya lihat. Saya langsung menuju rak tempat susu anak-anak. Setelah mengambil satu dus, langsung menuju rak tempat pampers dipajang. Ambil satu bungkus isi 10, setelah itu segera ke tempat kasir.
Depan kasir, sudah ada seorang ibu tua yang sudah pantas disebut nenek. Di belakangnya, seorang wanita muda. Jadi saya langsung mengantre di urutan tiga. Si nenek ternyata belum dilayani, sebab kasir masih melayani pembeli yang membayar pakai kartu gesek bank.
Sekilas saya menengok belanjaan si nenek. Belanjaannya terdiri dari tisu, obat anti nyamuk cair, sabun batangan, deterjen dan kue. Dalam pikir saya, ah tak akan lama ngantri nih, karena wanita di depan saya pun belanjaannya sedikit.
Tiba-tiba, seorang lelaki berkemeja lengan pendek dan bercelana jeans menyerobot kedepan. Tanpa banyak cingcong langsung menyorongkan keranjang berisi belanjaannya yang lumayan banyak. Terang saja si nenek marah di serobot. Terdengar ia menghardik si penyerobot.
" Mas, ngantri dong main serobot saja," kata si nenek dengan ketusnya,
Si penyerobot santai saja menjawab, " Maaf bu saya buru-buru,"
Si nenek tampak makin sewot. " Kalau buru-buru, semuanya buru. Biasakan antri dong,"