Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dulu, Nazar Tak Seberani Sekarang

29 September 2013   18:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:13 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mantan bendahara umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, setelah terjerat kasus memang berani berkicau dimana-mana. Bahkan, sebelum ditangkap di Kolumbia, eks Anggota Komisi III itu, rajin menyanyi menyerang koleganya di Partai Demokrat.

Salah satu 'korban' kicauan Nazar, adalah Anas Urbaningrum yang terpaksa lengser dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Lainnya, adalah Andi Mallarangeng, yang mengundurkan diri dari posisinya sebagai Menpora. Adalah kasus Hambalang yang menyeret keduanya berurusan dengan KPK. Kini, Andi dan Anas sudah berstatus tersangka.

Kenapa Nazar, demikian panggilan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu, berani berkicau. Seorang kawan lama Nazar yang enggan disebutkan namanya dan mengaku pernah jadi rekan bisnisnya, mengungkapkan, bahwa Nazar dulu tak seberani sekarang. Ia juga heran.

"Saya sudah mengenal Nazar sejak menjejakkan kaki berbisnis di Jakarta. Nazar itu tadinya seorang yang penakut. Namun sejak ikut dalam kepengurusan Partai Demokrat dan tersangkut masalah hukum kok sekarang jadi 'sangat berani' iya?," ujarnya.

Dia juga, selain mengenal Nazar, juga mengenal Neneng Sriwahyuni yang sekarang jadi istri dari mantan Bendahara Umum partai pemenang pemilu itu. Dia sendiri mengaku bosan melihat dan mendengar pernyataan yang dilontarkan Nazar, akhir-akhir ini. Tapi ia akui bila Nazar itu orang yang cerdas dan mau belajar secara otodidak.

Dan ia juga meragukan ijasah S1 Nazar, didapat dengan cara yang normal. Sepengetahuannya, ijasah S1 Ekonomi Nazar, didapat dari salah satu sekolah tinggi ekonomi di wilayah Jakarta Selatan, yang dipakai untuk keperluan menjadi Caleg Partai Demokrat.

" Itu dikejarnya agar bertitel sarjana saat jadi Caleg Partai Demokrat (PD)," tambahnya.

Ia juga mengungkapkan, bahwa pada 2005, Nazar pernah dilaporkan dalam kasus pemalsuan dokumen lelang berupa Bank Garantie dan Sertifikat Asuransi. Ia ketahui itu dari berita acara pemeriksaan (BAP) saat Nazar dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Dihubungi terpisah sosiolog Universitas Nasional (Unas) Nia Elvina menyatakan, kasus Nazar terlihat sekali ada tarik-menarik kepentingan. Terlebih Nazar, sudah diperiksa berkali-kali oleh KPK, baik sebagai saksi maupun tersangka.

"Bahkan saat ini ada adagium yang berkembang dalam masyarakat kita tentang praktik korupsi ini, jangan melawan arus, ikuti saja daripada tersingkir. Nilai yang demikian ini sebenarnya menghambat kinerja KPK," katanya.

Disatu sisi kata dia, masyarakat mendukung pemberantasan korupsi. Namun disisi lain, publik juga seakan mendukung terjadinya praktik-praktik korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun