Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Benarkah Ada yang Ingin Mendongkel Budi Karya Sumadi dari Kursi Menhub?

9 Mei 2020   11:08 Diperbarui: 9 Mei 2020   11:06 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi atau dikenal dengan panggilan BKS sudah kembali bekerja, setelah sembuh dari Covid-19. Tapi, baru saja aktif bekerja sebagai pembantu presiden, mencuit isu yang tak enak. Desas-desusnya, ada yang ingin BKS didepak.

Siapa yang ingin BKS didepak dari kabinet? Belum jelas. Kabarnya dari internal. Tapi juga dari eksternal. Tapi yang namanya desas-desus atau isu belum jelas kebenarannya. Namun jika  pun itu benar, rasanya tidak elok, kembangkan intrik di tengah pandemi sedang berlangsung.

Harusnya, di saat pagebluk belum juga reda yang diperlukan semua bersatu dengan semangat rawe rawe rantas malang-malang putung. Bersatu dalam perang melawan virus. Bukan kemudian, saling sikut.

Memanfaatkan situasi demi kepentingan pribadi atau kelompok. Negara tengah dalam keadaan darurat kesehatan.  Maka, semua harus satu garis. Satu langkah. Saling dukung. Bukan saling sudutkan, apalagi dengan semangat saling jatuhkan.

Isu BKS sedang disudutkan, seakan dapat momentumnya dengan isu reshuffle yang kabarnya akan dilakukan awal tahun depan. Maka, bagi yang mengincar posisi di kabinet, mungkin ini saatnya yang tepat untuk menabuh isu dan intrik. Harapannya, ada yang tergeser, dengan begitu peluang untuk dapat duduk di kabinet sangat besar diraih.

Ya, intrik dengan politik memang tak bisa dipisahkan. Tapi, meraih posisi dengan cara mengembangkan intrik, bukan cara berpolitik yang terhormat. Bahkan tercela. Lalu, pantaskah BKS digeser? Apakah dia, pembantu presiden yang prestasinya jeblok, hingga layak untuk ditendang dari kabinet?

Padahal, kalau melihat dari sisi kedekatan dengan Presiden Jokowi, BKS bisa dikatakan cukup dekat. Ia bahkan disebut salah satu tangan kanan presiden. Menteri yang diandalkan kepala negara, selain Basuki Hadimulyono, Menteri PUPR. Maka, kalau melihat itu, rasanya kecil kemungkinan Presiden Jokowi ingin menggeser BKS, andai memang nanti ada reshuffle kabinet.

Melihat jejak rekamnya selama jadi Menteri Perhubungan, bisa dikatakan BKS cukup berhasil. Maka, wajar jika kemudian banyak orang menilai BKS jadi salah satu menteri yang diandalkan Jokowi. Kinerjanya sebagai Menteri Perhubungan telah teruji. Bisa dikatakan, cukup mengkilap.

Penyelenggaraan angkutan lebaran tahun 2019, adalah salah satu jejak keberhasilan BKS sebagai Menteri Perhubungan. Ia  berhasil menurunkan 75 persen angka kecelakaan dan kerugian materi sebesar 72 persen.

Bahkan Komisi V DPR, mitranya di parlemen mengakui itu. Artinya dari jejak rekam, BKS sudah memberi bukti, jika ia memang menteri yang bisa bekerja. Bukan menteri yang asal main perintah. Jejak kerjanya nyata.

Karena itu agak  mengherankan ketika mencuat isu Menteri BKS bakal didepak.  Apalagi dibumbui dengan bumbu tak sedap ada yang coba mendongkelnya. Budi diserang isu bersebrangan dengan Presiden. Pernyataannya dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR beberapa waktu lalu soal pembukaan moda transportasi digoreng sedemikian rupa.

BKS disudutkan seolah-olah membolehkan mudik. Padahal dalam rapat itu, BKS dengan tegas mengatakan, siapapun tidak pulang kampung dan mudik selama pandemi Covid-19. Dan, kalau menilik pernyataan BKS, hanya beberapa sektor yang dikecualikan, yakni sektor strategis.

Itu pun diatur dengan harus menyertakan surat rekomendasi atau surat tugas dari instansi terkait. Bahkan, mesti kantongi bukti bebas Covid-19 berupa hasil tes swab.

Pada akhirnya, kita berharap, pandemi Covid-19 cepat berakhir. Dan, semoga tak ada yang mengail di air keruh. Andai pun ada yang ingin jadi menteri, tolong jangan gunakan cara kotor untuk mendapatkannya. Dapatkan itu dengan cara elegan. Dengan kinerja. Dengan prestasi. Bukan dengan intrik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun