Tensi politik mendekati akhir tahun makin ramai. Masa kampanye pemilihan umum serentak 2019 pun dinamikanya mulai menghangat. Bahkan, adu statemen antar dua kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden nyaris tiap hari memenuhi kolom berita, baik online, cetak ataupun elektronik.
Banyak yang mengatakan, narasi kampanye yang dikembangkan dua kubu pasangan capres dan cawapres, tak subtansial. Tidak menukik pada adu gagasan dan program. Tapi yang diperagakan adalah saling serang dan perang pernyataan dengan isu-isu yang dangkal.
Hari Selasa, 27 November 2015, bertempat di Sekretariat Nasional Prabowo-Sandi, di Jalan  HOS Cokroaminoto 93, Menteng, Jakarta Pusat digelar sebuah diskusi bertajuk, " Diskusi Publik Topic of the Week : Menyoal Kebijakan Relaksasi Daftar Negatif Investasi (DNI).
Diskusi ini menghadirkan sederet narasumber antara lain Kardaya Warnika, anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra yang dikenal sebagai pemerhati masalah energi, Syahganda Nainggolan, Direktur Eksekutif Sabang-Merauke Intitute, Hersubeno Arief, Wartawan Senior, Marwan Batubara, peneliti IRESS dan Salamuddin Daeng, pengamat ekonomi dari AEPI.
Sebelum diskusi dimulai, Ketua Seknas Prabowo-Sandi, Muhammad Taufik yang juga Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta didaulat membuka diskusi. Dalam kata sambutannya, Taufik mengatakan bahwa Seknas Prabowo-Sandi dibentuk sebagai organisasi yang terbuka bagi siapa. Diskusi yang digelar menurutnya, adalah salah satu upaya menjaring masukan dan kritikan dari siapa saja.
Sebab, kata Taufik, kritikan dan masukan sangat penting bagi perbaikan kondisi bangsa yang tengah didera banyak permasalahan. Ia persilahkan, siapa pun bersuara kritis. Bebas mengutarakan pendapat. Mau mengkritik Prabowo atau Jokowi, katanya, bebas saja.
" Siapa saja boleh menggunakan tempat ini. Mau mengkritisi Pak Prabowo boleh, mau mengkritisi Pak Jokowi boleh, di sini  di Seknas Pak Prabowo- Saya," katanya.
Taufik juga berharap, lewat diskusi yang digelar Seknas Prabowo-Sandi, bisa dikembangkan sebuah ruang dialog yang bisa memproduksi narasi yang mencerdaskan publik. Karena itu yang diperlukan sekarang. Tahun politik, harus diisi oleh ide,  gagasan dan pemikiran yang mencerdaskan. Dan  yang solutif.
" Pada tahun politik ini mestinya semua berpikir bagaimana bangsa berubah menjadi lebih baik. Dengan cara-cara konstitusional tentunya. Jangan dibiarkan bangsa ini berlarut dalam kesulitan," ujarnya.
Taufik berjanji, hasil diskusi tak akan mubazir. Apa yang dicatat dari diskusi, baik itu usulan atau masukan bahkan kritikan, akan disampaikan langsung kepada Prabowo Subianto. Karena memang, Prabowo membutuhkan banyak masukan.
" Hasil diskusi akan kita sampaikan kepada Pak prabowo sebagai bahan masukan. Saya kira masukannya untuk kebaikan bangsa. Saya sudah sampaikan ke Pak sandi dan Pak Prabowo. Insya Allah Pak sandi akan menyampaikan masukan itu kepada publik," katanya.