Mungkin Tjahjo Kumolo bisa dikatakan adalah salah satu menteri yang hobi banget kuliner. Setiap pergi untuk kunjungan kerja ke daerah, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) ini, nyaris tak pernah absen ngelakoni hobi kulinernya. Selalu saja dicari tempat makan enak di daerah yang dikunjunginya.
Saya yang kerap diajak untuk meliput kegiatan Mendagri, ikut kecipratan enaknya kuliner bersama Pak Menteri. Pak Menteri memang, selalu mengajak para wartawan yang menyertainya untuk makan. Dan, jarang sekali Pak Menteri ini ikut jamuan makan resmi di daerah. Selalu saja mencari tempat makan sendiri.
Seperti saat dia menghadiri acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Regional Sulawesi di Kota Palu, saat makan siang, ia langsung meluncur ke Rumah Makan Kaledo Streo. Rumah makan ini menyediakan menu andalan Kaledo, semacam sup dengan bahan sumsum sapi. Saya kebetulan diundang Kementerian Dalam Negeri meliput ke Palu. Saya lihat, Pak Menteri begitu menikmati lezatnya Kaledo khas Palu. Bahkan sampai berkeringat dan membuka baju seragam.
Malam harinya juga begitu. Pak Menteri tak makan di kediaman resmi Gubernur Sulawesi Tengah. Tapi nyari makan sendiri. Rumah makan yang menyediakan ayam kampung yang jadi pilihannya. Lagi-lagi saya kecipratan enaknya, karena diajak ikut makan.
Pun ketika berkunjung ke Palembang, untuk menghadiri Jambore Satuan Polisi Pamong Praja. Usai acara, Pak Menteri langsung mengajak para wartawan yang ikut meliput, makan di rumah makan yang menyediakan menu ikan patin.
Di rumah makan itu, para wartawan duduk satu meja dengan Pak Menteri. Dan di sana Pak Menteri bercerita tentang awal mula ia jatuh cinta pada ikan patin. Ragam racikan Ikan patin ia sukai, baik bumbu kuning atau asam pedasnya. Usai makan, kami mengobrol santai. Rasanya, kami tak seperti sedang berbincang dengan seorang menteri. Tapi, seperti ngobrol dengan kawan lama, saking cairnya pembicaraan.
Begitu juga saat Pak Menteri datang ke Tanjung Pinang, ibukota Provinsi Kepulaun Riau. Ia memilih mengajak wartawan makan siang di rumah makan sea food. Padahal tuan rumah, dalam hal ini pihak pemerintah provinsi Kepulauan Riau, sudah menyediakan makan siang.
Pun, saat pergi ke Bali. Bahkan di Pulau Dewata ini, para wartawan diajak makan di dua tempat. Pertama makan siang di restoran sea food ala Hongkong. Restoran Laota namanya yang ada di Kuta. Di restoran itu pula untuk pertama kalinya saya mencicipi renyahnya menu bebek panggang Hongkong. Pengalaman kuliner yang langka. Sore harinya, sebelum dia terbang kembali ke Jakarta, masih sempat mengajak makan di sebuah restoran di kawasan Pantai Kuta, Bali.
Saat ke Makassar, Sulawesi Selatan juga begitu. Ketika hendak menuju ke bandara usai menghadiri Munas Asosiasi Pemerintahan Provinsi se-Indonesia (APPSI), Pak Menteri sempat sarapan dulu di rumah makan Sop Saudara dekat Pantai Losari. Saya yang ikut meliput tentunya diajak pula.
Pak Menteri juga tak pilih-pilih tempat makan. Makan di warung kelas tenda kaki lima pun jadi. Waktu datang ke Batam misalnya, Pak Menteri makan di warung makan yang ruangannya sempit banget. Bahkan, kedatangan Pak Menteri sempat bikin heboh pengunjung yang sedang makan. Sebab tak menyangka ada menteri nyelonong makan di sana. Tukang parkir pun sampai harus melongok, memastikan apakah benar yang datang adalah seorang menteri. Saya kebetulan ikut saat itu. Jadi tahu betul kehebohan ketika Pak Menteri datang.
#Tulisan ini dimuat juga di blog pribadi saya : beritaperjalanan.wordpress.com