Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Kepala Tikus dan Buntut Gajah

29 Januari 2016   23:30 Diperbarui: 30 Januari 2016   17:31 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Bengkulu, Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, sempat berpidato dua jam lamanya di hadapan Penjabat Gubernur dan seluruh bupati serta wali kota se-Bengkulu. Bahkan, seluruh kepala dinas di lingkungan pemerintah provinsi juga ikut hadir. Saya kebetulan ikut mendengarkan, karena meliput acara tersebut.

Dalam pidato berdurasi kurang lebih dua jam tersebut, ada sebuah istilah yang menurut saya mengena. Saat itu, Menteri Tjahjo sedang mengulas soal begitu tingginya minat seseorang jadi kepala daerah. Kata dia, ada sebuah istilah yang selalu dikatakan orang Jawa untuk menggambarkan tak surutnya minat orang untuk jadi kepala daerah.

" Kalau istilah Jawa, orang lebih senang kepala tikus daripada jadi buntut gajah. Mending jadi kepala daerah walau di daerah berpenduduk 10 ribu, daripada jadi wakil gubernur di daerah berpenduduk jutaan orang," kata Tjahjo.

Tidak heran, lanjutnya, bila usulan pemekaran daerah tak pernah surut. Tahun ini saja, masih ada 78 usulan Daerah Otonom Baru yang pembahasannya tertunda. Belum itu juga diselesaikan, sudah masuk 199 usulan pemekaran baru.

" Padahal dari tahun 1999 sampai sekarang, sekitar 51 persen DOB tak capai target. Tujuan percepatan, pemerataan kesejahteraan, peningkatan PAD, 58 persen tak berhasil. Masih andal pusat," katanya.

Dalam pidatonya, Menteri Tjahjo juga menceritakan tentang kisah temannya yang lulusan sekolah dari luar negeri. Temannya itu, tiba-tiba datang kepadanya dan meminta bantuan agar membantu mewujudkan ambisinya jadi kepala daerah. Temannya itu, dengan terus terang, meminta Tjahjo memuluskan jalan agar PDIP bisa jadi kendaraan politiknya jika mencalonkan kelak. Temannya itu kata Tjahjo, lulusan sekolah di Amerika. Temannya mengatakan ia mau pulang kampung, dan berniat mencalonkan diri sebagai calon wali kota.

" Saya tanya, mau apa? Dia jawab mau menjadi walikota. Lalu saya tanya apa program unggulanmu yang mau dia tawarkan. Kawan saya ini bilang, aku mau maju lewat partaimu. Saya mau bangun pelabuhan dan lain-lain. Lha, saya bilang kamu itu lahir di Magelang, mau bangun pelabuhan. Piye ini, Magelang itu kan jauh dari laut, " tutur Tjahjo menceritakan kembali dialog dengan temannya yang ingin jadi wali kota Magelang.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun