Hari Jumat, 23 Oktober 2015, Komisi Pemberantasan Korupsi, punya jadwal memeriksa Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau biasa disapa karib Cak Imin. Cak Imin dipanggil untuk diperiksa sebagai saksi dugaan tindak pidana di Direktorat Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi terkait dana tahun 2013-2014 dan dana tugas pembantuan 2014. Kasus itu terjadi saat Cak Imin jadi Menteri Tenaga Kerja di era Pak SBY.
Namun Cak Imin tak datang. Ia mendadak sakit, hingga pemeriksaan urung dilakukan. Pihak KPK sendiri terpaksa menjadwal ulang pemeriksaan. Pekan depan, rencananya Cak Imin kembali akan diperiksa.
Pemeriksaan dalam bulan ini memang bukan pemeriksaan yang mengenakan. Dari sisi cuaca pun tak mengenakan. Kemarau terasa begitu panjang, hingga membuat banyak orang jengkel, karena air tiba-tiba menghilang. Di Sumatera dan Kalimantan, jutaan orang marah, asap tak juga pergi. Pokoknya serba tak enak.
Secara politik pun, jelas bukan saat yang tepat. Dalam bulan ini, KPK sedang galak-galaknya. Mas Rio Capella, Sekjen Partai Nasional Demokrat ditetapkan jadi tersangka. Bahkan, hari Jumat, 23 Oktober 2015, Mas Rio resmi mengenakan rompi oranye, rompi kebesaran tahanan KPK. Dan, masih di bulan Oktober, KPK juga 'mencokok' Ibu Dewie Yasin Limpo, dalam sebuah operasi tangkap tangan. Bu Dewie Yasin diduga menerima suap. Suap itu terkait dengan proyek listrik di Kabupaten Deiyai, Papua.
Tentu di tengah rentetan peristiwa tersebut, pemeriksaan saat ini sangat-sangat merugikan. Walau hanya diperiksa sebagai saksi. Tapi, di saat publik sedang marah, lalu ada petinggi partai yang jadi tersangka dan ditahan, serta anggota DPR yang ditangkap, pemeriksaan yang bersamaan akan melahir efek yang mengerikan. Kemarahan pun akan berpindah. Yang diperiksa, padahal masih saksi, tapi akan di sama ratakan. Jadi Cak Imin sungguh beruntung, penyakit tiba-tiba datang menyapa, hingga ia sakit. Pemeriksaan pun batal. Dan, Cak Imin pun terhindar dari kemungkinan di sama ratakan. Cak Imin benar-benar mujur, sakit datang, pemeriksaan pun batal.Â
Tapi dihari yang sama, Pak Surya Paloh justru datang dengan gagah ke markas KPK di Rasuna Said. Pak Paloh datang, bukan untuk mengabarkan ia sedang sakit, namun datang meminta diperiksa segera. Padahal, Pak Paloh harusnya diperiksa hari Senin. Tapi mungkin. karena Pak Paloh sedang dalam kondisi 'siap tempur' alias tak sedang sakit, maka ia minta pemeriksaan dimajukan. Selain memang Pak Paloh sepertinya tak mau citra dirinya serta Partai NasDem kian terpuruk, karena di hari yang sama Mas Rio, mantan Sekjen NasDem resmi ditahan. Jadi perlu dilakukan langkah strategis mengurangi efek ditahannya Mas Rio.
Menurut kawan saya, salah satu yang membuat Pak Paloh percaya diri datang ke KPK, karena Pak Paloh punya stasiun televisi yang bisa diandalkan untuk meredam efek di tahannya Mas Rio. Itu kata kawan saya.
Sehingga di media, citra Pak Paloh tak buruk-buruk amat. Bahkan, boleh jadi Pak Paloh justru diapresiasi, karena berani datang ke KPK, untuk minta segera diperiksa. Padahal, banyak yang sudah dipanggil KPK, coba cari celah untuk berkelit dan mengulur waktu, agar tak diperiksa secepatnya. Salah satu cara yang paling digemari adalah menyatakan diri sedang sakit.
Nah, kata kawan saya, ini yang tak dipunyai Cak Imin. Cak Imin, tak punya teve juga media seperti Pak Paloh. Jadi, dia tak bisa misalnya merancang adegan, tiba-tiba datang ke KPK, dan menyatakan dirinya yang minta secepatnya diperiksa. Karena adegan seperti Pak Paloh itu bisa dikesankan sebagai langkah yang berani, bahkan heroik. Sebab di saat yang lain sering menghindar, Pak Paloh justru dengan gagah berani mendatangi KPK dengan inisiatif sendiri.
Menurut kawan saya lagi, karena tak punya teve itulah, yang membuat Cak Imin mendadak sakit, saat mau diperiksa KPK. Andai misalnya Cak Imin punya teve seperti Pak Paloh, mungkin ia akan datang ke KPK, walau sedang sakit sekali pun. Ini, bahkan bisa jadi cara 'canggih' untuk memproduksi persepsi positif di benak publik. Bayangkan, lagi sakit saja mau diperiksa KPK. Ini tanda warga yang sangat kooperatif, sangat taat dan menghormati proses hukum. Publik pun bisa jadi akan dibuat kagum. Tapi itu bila Cak Imin punya teve. Sayang, Cak Imin tak punya teve. Ia pun mendadak sakit. Jadi mohon maaf bagi para penonton, anda harus kecewa, tak ada tayangan orang sakit dengan gagah berani mendatangi KPK. Meminjam pernyataan Ketua DPP NasDem, Mas Taufik Basari saat diwawancarai reporter Metro TV kala menemani Pak Paloh datang ke Rasuna Said, kalau memang tak merasa salah untuk apa takut datang dan diperiksa KPK. Semoga lekas sembuh Cak.
Â