Kamis sore, 1 Oktober 2015, tiba-tiba handphone saya berdering. Tertera sebuah nomor. Sepertinya nomor kantor. Tapi saat diangkat, tiba-tiba panggilan mati. Namun tak lama setelah itu, nomor yang sama kembali memanggil.
Setelah diangkat, si penelpon mengenalkan diri bernama Alvi dari Kompasiana. Terus terang saya kaget. Ada apa gerangan Kompasiana menelpon saya. Kemudian Mas Alvi, menyampaikan maksudnya menelpon saya. Katanya, Kompasiana meminta kesediaan saya untuk tampil di program Kompasiana TV, untuk mengomentari tema talk show tentang 1 tahun kinerja DPR. Wah, terus terang deg degan. Apalagi kata Mas Alvi, siaran live akan dilakukan pukul 8 malam, hari itu juga.
Waduh, dadakan begini pikir saya. Tanpa pikir panjang, saya mengiyakan. Saya jawab, akan hadir. Mas Alvi pun mewanti-wanti saya agar hadir paling lambat pukul 7 malam. Dan saya diminta datang ke Palmerah.
" Pukul lima nanti saya telepon lagi yah," katanya.
Setelah Mas Alvi menelpon saya terdiam sejenak. Wah, dalam pikir saya, mau masuk teve nih. Saya pun langsung BBM istri di rumah. Ternyata Mas Alvi, menelpon duluan ke nomor yang dipakai istri saya. Dulu nomor itu dipakai saya memang.
Istri pun langsung memberitahu bahwa tadi ada telpon dari Kompasiana. Bahkan ia kirim via BBM, pesan pendek yang dikirimkan Mas Alvi.
" Mas ini alamatnya: kompas gramedia palmerah barat jalan palmerah barat no. 29-37. Gedungnya sebelah koran jakarta post jejeran dengan pasar palmerah. Ini gedung yg palmerah barat ya mas BUKAN yg palmerah selatan. Kompasiana di lantai 6. ditunggu ya mas thanks," begitu isi pesan pendek dari Mas Alvi.
Menjelang pukul enam petang, saya langsung meluncur ke Palmerah. Sore itu, lalu lintas Jakarta lagi padat-padatnya. Untungnya saya pakai roda dua, jadi bisa bermanuver menghindari jebakan kemacetan. Pukul enam lewat saya tiba di Palmerah, dan masuk komplek Grup Gramedia.
Setelah bertanya pada satpam, akhirnya saya bisa naik ke lantai 6, gedung yang ditujukan Mas Alvi lewat pesan pendeknya. Setelah tiba dilantai enam, saya kirim pesan ke Mas Alvi, bahwa telah tiba di lantai 6. Mas Alvi minta saya menunggu dulu. Tak berapa lama keluar sosok pria muda berkemeja. Ia pun mengenalkan diri. " Saya Alvi mas," katanya.
Setelah berkenalan, saya diajak ke suatu ruangan. Sepertinya ruangan rapat. " Mas mau minum apa, kopi apa teh?" tanya Mas Alvi lagi.
Karena tak sudah minum kopi, saya pun pilih teh. Mas Alvi pun keluar ruangan. Tak lama masuk orang membawakan teh. Hanya beberapa menit setelah itu, Mas Alvi masuk lagi, kali ini dia bawa laptop. Kemudian menyalakan dan meminta saya masuk ke email saya.