Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kabarkan Gagasanmu Pada Dunia

8 Agustus 2011   16:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:58 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan pernah merasa tidak bisa. Katakan bisa lalu mencoba. Kita tidak tahu dalamnya sungai, jika tidak pernah merenanginya. Begitupun dengan potensi. Jika ada yang menarik diseberang, jangan diam termangku tanpa ada ikhtiar. Potensi tidak jatuh begitu saja dari langit. Tapi mengendap untuk digali.

Ingat semua punya potensi. Tinggal cari cangkulnya untuk menggali. Cangkul itu adalah tekadmu. Niat dan komitmen. Apakah akan tetap berkutat dalam kubangan nasib tanpa perbaikan, atau mulai berjalan menapaki titi muara apa yang didefenisi lebih baik.

Mulailah mencangkul. Cobalah berbagai cara memegang gagang cangkul. Anggap saja cara pegang gagang itu adalah kesempatan. Jika tepat geluti dan asah, agar menjadi strategi mumpuni memberdayakan potensi. Kalau ingin jadi penulis, cepat ambil pena. Tuangkan ide dan gagasan sampai tuntas. Masuki semua luang yang ada, yang dapat menuntun potensi pada relnya yang tepat.

Lewat buku harian, lalu ditranfer via blog di dunia maya. Atau lewat korespondensi surat menyurat, dengan teman, sahabat, keluarga atau jejaring kawan yang di era teknologi informasi yang sudah menafikan batas dan sekat jarak, kita bisa bertukar ide dengan yang jauh terpisah samudera. Jangan jadi katak dalam tempurung.

Di era internet ini, kita sudah menjadi masyarakat dunia. Jadi kabarkan gagasan, jangan ada rasa sungkan. Setiap kritikan jangan anggap sebagai ajakan berperang. Masukan adalah pelengkap dan penambah referensi, agar gagasanmu dapat diterima di semua kalangan. Sederhananya semakin banyak menambah referensi, semakin kaya gagasan itu.

Beranikan unjuk gigi. Jangan jeri dengan penolakan. Siapa bilang Andrea Hirata sebelum terkenal tak merasakan pahitnya penolakan. Pahit penolakan bukan sebuah akhir. Berbahagialah orang yang menjadikan rasa pahit dalam hidupnya sebagai guru yang berharga. Kita tidak akan tahu kekurangan, jika kita tak merasa dan mendengar komentar dan tanggapan dari orang lain.

Kirimkan ide mu ke ruang publik. Lewat koran atau majalah. Atau jika idemu itu adalah rangkaian cerita, layaklah coba mengetuk pintu para penerbit. Jadi pesohor tentu idealnya harus pernah jadi figuran dulu. Agar matang peran kita.

Karena orang yang berani mendialogkan gagasan dan idenya serta potensinya diruang publik adalah ksatria pemberani. Potensi memang milik sendiri, tapi berbagi juga adalah kewajiban. Siapa tahu catatan idemu, akan menjadi inspirasi bagi orang lain.

Jangan diam. Bergeraklah diantara serakan kesempatan. Pepatah bilang, masih ada jalan ke Roma. Artinya bukan satu jalur. Bukan satu pintu. Jika gagal lewat penerbit satu, cobalah ke yang lain. Jika belum mampu buat novel, buatlah cerita pendek. Itu kalau ingin jadi penulis.

Namun semua profesi yang kita bidik sebagai rumah ideal bagi potensi kita, harus dilalui dengan proses belajar. Bahkan bila perlu dengan jungkir balik. Bukankah belajar pangkal pandai. Tingginya puncan Gunung Himalaya, yang bagai menyentuh atap dunia, bukan berarti tak bisa didaki. Tebing terjal, lebih berguna bagi kukuhnya mental berjuang. Ketimbang jalan lempang tanpa halangan. Tantangan akan membuat kita dipaksa berhitung tentang segala kemungkinan. Sembari mempertimbangkan strategi mana yang tepat untuk menaklukan. Kabarkanlah gagasanmu pada dunia, mumpung ada jalan menuju kesana, lewat lapak mayamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun