Dalam buku yang terkenal itu, Friedman, menyebut Denmark, negara di Eropa berhasil memotong jeratan dari ketergantungan terhadap energi minyak. Negara itu, tulis Friedman, adalah contoh dari negara yang berhasil melepaskan diri dari jeratan energi fosil, serta berpaling ke energi alternatif.
" Dan sejak awal Denmark telah berkonsentrasi pada energi matahari dan angin, yang sekarang memasok 16 persen kebutuhan total energi, justru melahirkan sebuah industru ekspor yang sepenuhnya baru," tulis Friedman dalam bukunya.
Padahal Denmark, pada 1973, 99 persen energinya di pasok dari Timur Tengah. Tapi kini negara itu nyaris nol dari ketergantungan energi fosil Timur Tengah. Bahkan, menjadi negara pengekspor turbin angin, dimama sepertiga turbin angin terestrial di dunia berasal dari Denmark.
Friedman dalam bukunya memang menguraikan tentang kekhawatirannya akan beban jeratan energi fosil. Faktanya limbah energi fosil hanya makin mengancam bumi, dengan efek rumah kacanya. Dan Friedman menuliskan keberhasilan Denmark yang berikhtiar mencari energi terbarukan yang tak rakus dan merusak.
Indonesia mestinya bisa, kuncinya hanya pada kemauan dan komitmen. Agar negara ini tak sekedar pintar tarik subsidi, tapi pintar pula mencari energi pengganti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H