Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), adalah satuan elit. Karena satuan elit, pastinya prajuritnya juga pilihan. Wong yang dia kawal adalah orang nomor satu di republik ini. Jadi soal keahlian mengawal dan mengamankan, Paspampres itu jagonya. Kewaspadaannya nomor wahid. Setiap gerak mencurigakan jadi perhatiannya. Setiap detil gerak sekitar presiden, di awasi dengan ketat dan waspada.
Tapi Paspampres juga manusia biasa. Kadang melakukan hal-hal konyol yang dimata orang awam, hanya meneguhkan Paspampres juga manusia, tak lepas dari kekeliruan, bahkan kekonyolan yang kadang sepele dimata orang biasa.
Cerita kekonyolan Paspamres, sebenarnya teman saya yang jadi saksi langsung. Saya hanya dapat dongengnya saja. Nah, kawan saya ini satu kantor dengan saya, di sebuah harian nasional yang bermarkas di Jakarta.
Kisahnya begini, ketika itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri acara peringatan hari Pancasila 1 Juni. Yang punya hajat acara itu adalah MPR. Inisiatornya adalah Ketua MPR, Taufik Kiemas. Acara itu menyedot perhatian publik, karena yang datang selain presiden, ada juga mantan presiden, Megawati. Megawati sendiri, dimata publik, masih kurang harmonis dengan Presiden SBY, yang pernah jadi bawahannya. Jadi momen bertemu Megawati dengan SBY, itu sebenarnya magnet utama acara Peringatan Hari Pancasila yang digagas oleh sang suami Megawati, Taufik Kiemas. Bejibun wartawan sudah menanti momen itu. Saking banyaknya para kuli tinta sampai suasana desak-desakan. Agak kacaulah.
Saat itu, kisah teman saya, Presiden SBY menunggu Ketua MPR, Taufik Kiemas kelaur ruangan. Presiden masih ada di dalam gedung Nusantara empat, tempat acara itu berlangsung, tapi sudah di luar ruangan. Wartawan sudah merubung dan berdesak-desakan, ingin dapat komentar dari Presiden dan Ketua MPR. Salah seorang Paspampres, kata teman saya mencoba mengamankan desak-desakan wartawan.
Kata teman saya, sebelah pintu keluar, ada dinding kaca. Paspampres yang menertibkan wartawan masih kerja keras. Sampai presiden pun keluar ruangan, setelah bertemu dengan Taufik Kiemas untuk pamitan. Setelah presiden keluar, Paspampres yang bertugas tertibkan wartawan, mau keluar. Tapi bukan ke pintu keluar ia menuju, namun tegap menerobos dinding kaca yang mungkin disangkanya bukan kaca. Maka, jeduuuuk... ia langsung menabrak dinding kaca itu. Menyaksikan itu para wartawan hanya menahan senyum. Sedangkan si Paspampres penabrak kaca, pastinya malunya bukan main. Cepat bergegas, keluar ke pintu yang benar. Yahhh, ternyata Paspampres juga manusia biasa, kadang terselip tindakan lucu dalam bertugas.
Tulisan ini bukan ingin menyepelekan Paspampres. Ampun beribu ampun, ini cuma kisah lucu saja dari lapangan liputan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H