Dukungan terhadap duet Joko Widodo-Jusuf Kalla agar terwujud terus menguat. Bahkan, ada yang menyebut bila duet itu jadi terealisasikan, ibarat duet pemimpin negeri Paman Sam. Adalah pemilik akun @suaramuda, yang menyamakan duet Jokowi-JK itu, seperti duetnya Barack Obama dan Joe Bidan. Duet ideal. Sang Presiden mewakili semangat kaum muda yang haus akan perubahan, sementara sang wakil, merepresentasikan kematangan pengalaman.
"Duet Jokowi-JK itu persis kayak Obama-Biden. Yang muda dan yang matang," cuit @suaramuda di Twitter.
Ya, Jokowi memang fenomenal. Dalam Pilgub kemari, ketika ia berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dianggap mewakili semangat perubahan. Jokowi-Ahok, dinilai sebagai antitesa dari status quo. Hasilnya, mencengangkan duet itu, memengi Pilkada Ibukota. Meski menang dalam dua putaran.
Kini, Jokowi akan maju gelanggang yang lebih tinggi, menjadi capres yang diusung PDI-P. Dalam bursa capres, Jokowi begitu mencorong. Berbagai hasil survei, mengunggulkannya. Elektabilitas dan popularitasnya melesat, meninggalkan para capres pesaingnya yang tercecer lumayan jauh.
Jokowi, oleh publik dianggap mewakili pemimpin muda. Berbagai gebrakannya berhasil memikat khalayak. Ia dinilai melakukan banyak hal yang selama ini tak terpikirkan para elit. Tampil apa adanya dan sederhana. Publik pun merasa dekat tak berjarak. Jokowi berhasil menampilkan dirinya, sebagai pemimpin yang hadir, bukan elit yang berjarak.
Sementara Jusuf Kalla, si kancil asal Bugis, adalah sosok yang kenyang dengan pengalaman. Ia dinilai seorang administrator ulung yang berani mengambil gebrakan dan terobosan. Kalla juga, adalah juru diplomasi ulung. Dia adalah orang dibalik suksesnya perdamaian Aceh, Poso dan Maluku.
Sebagai politisi, Kalla juga sudah banyak makan asam garam. Dia, adalah pemenang Pilpres, ketika berduet dengan SBY. Kalla juga pernah menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Bahkan pasca ia pensiun dari Wapres, kiprahnya masih banyak yang membutuhkan.
Kalla pun kemudian didaulat menjadi Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI). Di tangan Kalla, PMI menjadi organisasi kemanusiaan yang dihormati. Di bawah Kalla, kerja PMI banyak diapresiasi khalayak, sebab mampu bergerak cepat, ketika bencana mendera.
Sekarang, nama Kalla kembali disebut. Banyak yang mengharapkan, ia bisa berduet dengan Jokowi. Duet Jokowi-JK, dianggap kombinasi ideal, pemimpin muda yang dipadupadankan dengan pemimpin matang. Sebuah kombinasi yang akan saling melengkapi. Bila akhirnya Kalla berduet dengan Jokowi, mungkin ini adalah 'pengabdian' terakhir lelaki asal Sulawesi itu di panggung kekuasaan.
Usianya jelas tak muda lagi. Kalla bisa dikatakan masuk kategori tokoh 'sepuh' di negeri ini. Sebab itu, rasanya tak ada ambisi lagi bagi Kalla "merebut" tiket ke Istana di periode selanjutnya. Karena ini pengabdian terakhir, Kalla pasti akan "all out" mendarma baktikan segala kemampuannya bagi negara. Ia akan mewakafkan dirinya bagi bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H