Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Setelah Bos Lion Air Masuk PKB

5 April 2014   09:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:03 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang sekarang dinakhodai oleh Mas Muhaimin Iskandar, atau biasa dikenal dengan sapaan Cak Imin, adalah partai yang identikan dengan kalangan nahdliyin. Partai ini, sering disebut, sebagai partai yang merepresentasikan nahdlatul ulama (NU), karena meman basis terkuatnya datang dari kaum santri. Pendek kata, karena identik dengan partai kaum sarungan atau kaum santri, PKB dimasukan dalam kategori partai Islam.

Menjelang pemilihan umum 2014 ini, PKB mendapat amunisi baru dengan masuknya bos Lion Air,  Rusdi Kirana. Lion sendiri adalah maskapai penerbangan besar di tanah air. Masuknya Rusdi, tentu bisa dikatakan berkah tersendiri bagi partainya Cak Imin. Rusdi adalah konglomerat di industri maskapai. Lalu seperti apa potret dari wajah PKB dimata publik.  Dan dimana posisi PKB diantara partai Islam lainnya, seperti PPP, PKS dan PBB.

Lembaga Survei Nasional (LSN), beberapa waktu yang lalu, mengeluarkan hasil siginya. Salah satu hasil sigi LSN itu menyatakan, bahwa PKB adalah partai Islam yang paling inklusif diantara partai Islam lainnya. Menurut bos LSN, Pak Umar S Bakry, publik mempersepsikan partai besutan Cak Imin itu, sebagai partai Islam yang paling paling menghargai pluralisme dan  menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.

“Tapi secara keseluruhan, publik masih mempersepsikan partai berbasis umat Islam, cenderung konservatif. Sehingga sulit bersaing dengan partai nasionalis,” kata Pak Umar, dalam keterangan persnya yang ia kirimkan via surat elektronik beberapa waktu yang lalu.

Bos LSN itu juga menerangkan tentang kapan survei dilakukan. Kata Pak Umar, survei nasional lembaganya ilakukan  dari tanggal  5 sampai dengan  15 Maret 2014 di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Populasi dari survei ini adalah seluruh penduduk Indonesia yang telah memiliki hak pilih dan sudah tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap atau DPT. Responden yang dilibatkan dalam survei, sebanyak 1. 230 orang. Sementara metode survei yang digunakan adalah dengan teknik rambang berjenjang atau multistage random sampling. Ambang batas kesalahan atau margin of error sebesar 2,8 persen pada  tingkat kepercayaan 95 persen.

Dalam survei, salah satu pertanyaan yang diajukan ke responden adalah tentang partai mana yang paling menghargai pluralism dan menjunjung tinggi toleransi. Hasilnya,  sebanyak 33,4 persen responden menyebut nama PKB, partainya Cak Imin.

Menurut Pak Umar,  bila melihat persepsi responden itu, bisa dikatakan PKB berhasil membentuk citra sebagai partai Islam yang inklusif. Partai nahdliyin itu,  bukan hanya menjadi rumah bagi kaum nahdliyin, tapi telah menjadi perahu yang bisa mengangkut semua pemeluk agama. Pak Umar menambahkan, citra PKB sebagai partai Islam inklusif  tidak lepas dari peran Almarhum KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur yang selalu mengedepankan toleransi dan konsisten membela hak-hak kaum minoritas.

“ Mantan Ketua Umum PB NU yang juga pendiri PKB itu selalu mendorong PKB menjadi partai inklusif yang terbuka untuk semua golongan,” kata Pak Umar.

Pak Umar menambahkan, hasil survei LSN juga menunjukkan 34,3 persen responden beragama Islam persepsinya tak jauh beda, menilai PKB sebagai partai inklusif. Dan di kalangan responden yang beragama Kristen Protestan dan Katolik,   partai Cak Imin juga dipersepsikan sebagai partai Islam paling menghargai toleransi dan pluralisme.  Partai berbasis massa Islam berikutnya yang dipersepsikan publik menghargai toleransi adalah Partai Amanat Nasional (PAN).

“ Sebanyak 16,3 persen responden mempersepsikan PAN sebagai partai Islam yang menghargai pluralisme,” katanya.

Sementara itu PPP, partai yang sekarang dinakhodai Menteri Agama, Surydharma Ali, kata Pak Umar,  oleh responden dipersepsikan sebagai partai yang paling konsisten memperjuangkan syariat Islam. Saat LSN menanyakan kepada responden, partai apa yang paling konsisten memperjuangkan syariat Islam, sebanyak 25,1 persen menyebut partai berlambang Ka’bah tersebut.  Partai Islam lainnya yang dianggap konsisten memperjuangkan syariat Islam adalah PKS.

“ Sebanyak 23,8 persen responden menilai PKS sebagai partai yang konsisten dengan syariat Islam,” ujar Pak Umar.

Sementara persepsi responden kepada Partai Bulan Bintang (PBB), kata Umar, agak berbeda. Padahal, partai yang sekarang dikomandani MS Kaban itu, adalah partai  yang paling lantang meneriakkan syariat Islam. Tapi dalam survei LSN, kata Pak Umar, PBB berada di posisi paling bawah dari lima partai Islam yang menjadi peserta Pemilu 2014. Menurut Pak Umar, penyebabnya adalah,  partai tersebut sangat minim  dalam  bersosialisasi. Bahkan terlihat kurang bersemangat menyongsong Pemilu 2014.

“ Hasil survei LSN  juga mengindikasikan, sebagai partai paling inklusif,  PKB memiliki indeks elektabilitas tertinggi dibandingkan partai berbasis massa Islam lainnya,” katanya.

Bahkan, kata Pak Umar, jika pemilu dilaksanakan saat ini, sebanyak 6,5 responden mengaku bakal memilih PKB. Berikutnya disusul PPP yang akan dipilih oleh 4,7 persen. Sementara 4,5 persen responden, mengaku akan mencoblos PAN. Dibawahnya bertengger PKS dengan dukungan 3,6 persen responden. Sedangkan PBB hanya 0,9 persen. Artinya, sampai saat ini, sebelum pencoblosan dari sisi elektabilitas, partainya Cak Imin adalah yang nomor wahid diantara partai Islam lainnya.

Pak Umar melanjutkan, secara umum survei LSN juga mencatatkan, publik masih mempersepsikan partai-partai Islam cenderung konservatif alias kurang mengedepankan isu-isu dan program perubahan. Partai Islam juga dinilai kurang memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah riil yang dihadapi rakyat kecil.

“Sebab itu elektabilitas partai-partai Islam secara umum sulit bersaing dengan partai-partai nasionalis seperti PDI-P, Gerindra,  Golkar, Hanura atau Demokrat,” katanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun