Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kenangan "Sakitnya Tuh Di Sini" Ibu Dari Teuku Umar

26 Januari 2015   08:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:22 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap orang pasti punya kenangan dalam hidupnya. Kenangan adalah satu momen yang kita anggap paling meninggalkan bekas, selalu menggeliat dalam ingatan. Apalagi, bila tiba pada 'tetengger' waktu saat momen itu terjadi.

Tapi, kenangan tak selamanya indah. Selalu ada kenangan buruk, pahit, bahkan menyakitkan. Namun, kenangan tetap kenangan. Ia bagian dari jejak sejarah kita. Ia bagian dari masa lalu, yang hanya bisa hadir, ketika ingatan mengulangnya kembali. Namun baiknya, kenangan jangan jadi beban. Justru bahan pelajaran. Siapa tahu, dari jejak masa lalu, kita bisa belajar untuk lebih dewasa lagi.

Saya, anda atau siapa pun itu pasti punya kenangan. Bagi saya, kenangan terindah adalah saat cinta diterima pertama kali. Kenangan yang berbekas, dan selalu ingin di ulang, adalah kala jumpa pertama kali dengan si dia yang sekarang jadi pendamping hidup. Serta banyak kenangan indah lainnya.

Tapi bukan berarti saya tak punya kenangan pahit bin menyakitkan. Saya punya itu, saat pacar saya dulu memutuskan hubungan. Lebih sakit lagi, ternyata dia mem-PHK cinta saya, karena mendua hati, alias tergoda pada yang laih. Bila ingat itu Masbro, sakitnya tuh disini (sambil menunjuk dada bagian kiri, juga kanan). Hiks, hiks, hiks. B

Intinya, mau dia orang biasa, orang penting, orang setengah penting, orang besar, atau setengah besar,dipastikan punya kenangan, baik yang indah, maupun yang pahit menyakitkan. Karena suka duka adalah bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan.

Suudah dulu yah, kata pembuka kok rasanya terlalu panjang. Jadi saya sudahi saja dulu. Kini kita mulai pada cerita inti, tentang Ibu Megawati. Lho apa hubungannya Ibu Megawati Soekarnorputri dengan cerita tentang kenangan. Ya, pasti ada hubungannya. Ibu Megawati ini, meski dia seorang ketua partai besar, putri Presiden RI pertama, juga mantan Presiden, adalah manusia biasa.

Sebagai manusia biasa, status Ibu Megawati pasti sama dengan saya, anda, atau siapapun pun. Saya pastikan, Ibu Megawati itu punya kenangan, sama seperti saya. Mungkin bedanya,karena saya orang biasa, kenangannya tak terpublikasikan dengan ramai alias hanya saya sendiri yang tahu. Beda dengan Ibu Megawati, karena dia orang besar, orang penting, orang terkenal, jejak hidupnya selalu jadi sorotan. Termasuk saya yang ikut-ikutan menyorotnya. Maaf ya Bu.

Lalu apa kenangan Ibu Megawati. Saya kira kenangan yang terindah dari Ibu Megawati adalah ketika sang ayah, Bung Karno masih hidup dan berkuasa di Indonesia. Ya pasti indah, wong jadi anaknya Presiden gitu loh. Kenangan pahitnya, sepertinya saat Bung Karno 'terusir' dari Istana. Kenangan menyedihkannya, adalah ketika sang ayahanda berpulang dipanggil Sang Khalik.

Kenangan manisnya, mungkin ketika Ibu Megawati, pertama kali naik pelaminan. Itu adalah momen terindah. Tapi, kenangan itu lantas berubah jadi kenangan buruk yang bikin pedih hati, saat sang suami yang seorang penerbang dikabarkan pesawatnya jatuh di hutan.

Namun, Ibu Megawati kembali bisa tersenyum bahagia, ketika ia dipersuntingkan oleh Bapak Taufik Kiemas. Tapi kembali, Ibu Megawati kembali harus mempunyai kenangan sedih, saat sang suami tercinta dipanggil Tuhan.

Kenangan indah lainnya yang dipunya Ibu Megawati, mungkin saat beliau menggantikan Gus Dur jadi Presiden, karena sang Presiden yaitu Gus Dur diimpeachment oleh Sidang Istimewa MPR. Siapa sih yang tak ingin jadi Presiden RI, jadi orang nomor satu di republik ini. Pasti semua ingin. Nah, dari ratusan juta jiwa penduduk Indonesia, Ibu Megawati adalah salah satu dari segelintir orang Indonesia yang mampu meraih mimpi yang sangat diidam-idamkan itu. Pasti saat didapuk jadi Presiden, itu kenangan indah Ibu Megawati.

Lalu apa kenangan pahit menyakitkan yang pernah dialami Ibu yang juga mantan Presiden tu? Sepertinya kenangan pahit bin menyakitkan yang pernah dirasakan Ibu yang sekarang tinggal di Teuku Umar itu adalah ketika dia dikalahkan oleh dua orang mantan anak buahnya di kabinet. Siapakah dua orang mantan anak buahnya yang telah membuat Ibu Megawati terpaksa punya kenangan pahit bin menyakitkan?

Dua orang anak buah Ibu Megawati itu adalah Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Pak Jusuf Kalla. Ya, Pak SBY dan Pak Jusuf Kalla adalah dua orang yang pernah jadi anak buahnya Ibu Megawati saat si Ibu masih jadi Presiden. Pak SBY dan Pak Jusuf Kalla adalah dua pembantu Ibu Megawati di Kabinet. Pak SBY, jadi pembantu Ibu Mega, dengan jabatannya Menteri Koordinator Politik dan Keamanan. Sementara Pak Jusuf Kalla, menjadi pembantu Ibu Megawati dengan jabatan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat.

Lalu kapan, kenangan pahit bin menyakitkan itu terjadi? Kenangan itu terjadi pada tahun 2004, saat bangsa Indonesia untuk pertama kalinya melaksanakan pemilihan presiden secara langsung. Saat itu, Ibu Megawati maju dalam pemilihan bersama dengan Kyai Hasyim Muzadi. Ibu Mega menjadi calon presiden, sementara Kyai Hasyim, calon wakil presidennya.

Nah yang jadi lawannya adalah Pak SBY dan Pak Jusuf Kalla, mantan anak buahnya. Lawan lainnya adalah Pak Wiranto yang berduet dengan Solahuddin Wahid, lalu Pak Amien Rais yang berpasangan dengan Pak Siswono Yudhohusodo dan terakhir Pak Hamzah Haz yang menggandeng Pak Agum Gumelar. Dan momen yang paling menyakitkan terjadi di putaran dua pemilihan presiden 2004, ketika Ibu Megawati-Kyai Hasyim Muzadi harus berhadap-hadapan kembali dengan Pak SBY dan Pak Jusuf Kalla. Putaran dua pemilihan presiden 2004 ini bisa dikatakan pertarungan antara majikan vs anak buah. Sejarah pun mencatatkan, sang majikan yang tak lain Ibu Megawati harus kalah oleh dua anak buahnya, Pak SBY dan Pak JK. Coba kalian rasakan, bagaimana rasanya dikalahkan oleh orang yang dulu kita perintah-perintah. Sakit pastinya. Sakitnya tuh disini, mengutip judul lagu Neng Cita Citata.

Kenangan pahit bin menyakitkan itu kembali terjadi di 2009. Lagi-lagi Ibu Megawati harus merasakan kenangan pahit bin menyakitkan dikalahkan untuk keduakalinya oleh mantan anak buahnya, tanpa bisa membalas kekalahannya. Siapa lagi mantan anak buah Ibu Megawati yang membuat si ibu harus kembali merasakan pahitnya kekalahan? Lagi-lagi orangnya sama, yakni Pak SBY. Kenangan pahit Ibu Mega untuk kedua kalinya itu terjadi dalam ajang pemilihan presiden 2009. Saat itu Ibu Megawati maju bersama Pak Prabowo Subianto. Lawannya masih tetap sama yakni Pak SBY, mantan anak buahnya. Kali ini Pak SBY tak lagi berduet dengan Pak Jusuf Kalla,anak buah Ibu Mega lainnya. Pak SBY maju menggandeng Pak Boediono.

Pak Jusuf Kalla sendiri, memang ikut maju. Tapi di pemilihan 2009, Pak Jusuf Kalla maju bersama Pak Wiranto. Dan, sejarah pun berulang, Ibu Megawati kembali harus merasakan momen sakitnya dikalahkan. Lebih sakitnya lagi, ia kembali dikalahkan oleh orang yang sama yang tak lain mantan anak buahnya yang di 2004 juga mengalahkannya. Jadi sakitnya double. Ibu Megawati pun terpaksa harus menambah daftar kenangan pahit bin menyakitkannya. Di pemilihan presiden 2009, Pak SBY, mantan anak buah Ibu Megawati kembali tampil jadi pemenang.

Mungkin, setiap tiba masanya pemilihan presiden, kenangan double kekalahan yang menyakitkan itu kembali menggeliat di memori Ibu Megawati. Tapi saya yakin, pada pemilu 2014 kemarin, kenangan pahit itu terlalu menyiksa Ibu Megawati. Sebab pada pemilihan presiden 2014, jagoannya Ibu Megawati yakni Pak Jokowi bisa keluar jadi pemenang. Meski Pak Jokowi menang bersama Pak Jusuf Kalla, mantan anak buahnya yang pernah membuat Ibu Megawati terpaksa harus punya kenangan pahit bin menyakitkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun