Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pak Taufik, 'First Man' Pertama di Negeri Ini

16 Februari 2015   09:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:07 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pernah dengar sebutan 'first lady'?" Ya itu adalah sebutan bagi istri seorang kepala pemerintahan atau kepala negara. Misalnya, first lady Amerika Serikat saat ini, tentunya istri dari Barack Obama, yakni Michael Obama. First lady, adalah nama lain dari sebutan Ibu Negara. Jika di Indonesia, istri seorang Presiden sebutan lazimnya bukan first lady, tapi ibu negara. Meski arti dan maknanya sama.

Misalnya ketika Soekarno menjadi Presiden, maka sang istri Ibu Fatmawati menjadi first lady atau ibu negara. Begitu pun, saat Soeharto naik tampuk kekuasaan, maka Ibu Tien Soeharto atau Siti Hartinah, menjadi ibu negaranya Indonesia. Begitu juga ketika Baharuddin Jusuf Habibie menggantikan Soeharto yang lengser pada 21 Mei 1998, maka first lady pun ikut berganti. Ibu Ainun Habibie yang jadi ibu negara seiring naiknya Habibie menjadi Presiden.

Saat KH Abdurahman Wahid menjadi Presiden, sang istri pun, Sinta Nuriyah ikut naik status, tak lagi sekedar ibu rumah tangga tapi mendapat gelar tambahan yakni ibu negara atau first lady. Pun ketika Susilo Bambang Yudhoyono terpilih menjadi Presiden, ibu Kristiani Herawati atau lebih dikenal dengan sebutan Ibu Ani Yudhoyono naik status menjadi ibu negara. Ibu Iriana pun begitu, mendapat gelar ibu negara seiring sang suami Joko Widodo atau Jokowi naik kelas jadi Presiden.

Sebagai ibu negara, kegiatannya tak kalah sibuk dengan 'bapak negara' atau kepala negara. Kemana kepala negara pergi, biasanya ibu negara tak pernah jauh, selalu nempel disampingnya. Apalagi bila kepala negara itu melawat ke luar negeri untuk kunjungan kenegaraan maka ibu negara sepertinya wajib ikut mendampingi. Karena ketika tiba di negera tujuan, akan disambut upacara kenegaraan. Biasanya yang menyambut adalah kepala negara dan ibu negara dari negara tujuan. Jadi, kalau ibu negara tak ikut tentu kurang 'afdol' alias kurang sempurna.

Kegiatan di dalam negeri pun tak kalah sibuk. Ibu Ani Yudhoyono misalnya, ketika menjadi ibu negara, kegiatannya seabrek. Laiknya pejabat, Ibu Ani, banyak mengeluarkan program-program. Apalagi ketika itu di era Ibu Ani, lahir sebuah perkumpulan bernama Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) beranggotakan istri-istri para menteri di kabinet suaminya. Maka kegiatan ibu Ani pun tambah padat, tak kalah dengan sang suami tercinta, Susilo Bambang Yudhoyono yang jadi presiden.
Tapi bagaimana jika yang jadi presidennya itu adalah sang istri? Nah, Indonesia pernah mengalami itu, ketika Ibu Megawati Soekarnoputri 'naik kelas' dari Wapres menjadi Presiden. Pak Taufik Kiemas pun ikut naik kelas. Namun karena Pak Taufik adalah seorang laki-laki, maka tak mungkin ia dapat gelar first lady ataupun ibu negara. Beberapa kalangan menyebut, gelar Pak Taufik sebagai suami presiden adalah 'first man'. Namun ada yang mengatakan itu kurang tepat. Pun jika sebutan Pak Taufik adalah bapak negara itu pun tak pas. Lalu apa gelar yang tepat bagi Pak Taufik, bila ibu negara atau first lady dianggap tak pas? Banyak yang mengatakan, Pak Taufik cukup disebut 'suami presiden'. Tapi ada yang 'keukeuh' gelar Pak Taufik, adalah first man.
Tapi memang, status Pak Taufik ketika sang istri menjadi presiden layak dicatat sejarah. Bisa dikatakan, Pak Taufik adalah 'first man' pertama di negeri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun