Mohon tunggu...
Muhamad Saepudin
Muhamad Saepudin Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Seorang blogger yang masih perlu banyak belajar. Dia juga seorang ayah dan suami. Terlahir di tatar Sunda, beristrikan Jawa, terasing di borneo Kalimantan Timur. Kunjungi blog saya di www.muhamadsaefudin.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Serunya Memancing Ikan Tenggiri di Sangatta, Kutai Timur

13 Januari 2016   23:09 Diperbarui: 16 Januari 2016   07:36 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
perjalanan laut memancing ikan tenggiri ke sangatta

Ada yang hobi mancing? Cuung...

Saya sebenernya gak ada rasa suka sama sekali dengan yang namanya mancing. Entah kenapa yaa, gak bisa suka sama mancing-memancing. Tapi kalau makan ikannya...waah jangan ditanya deh...hehe. Mulai ikan bakar, ikan pepes, sampai ikan goreng, saya suka. Cuma ikan mentah aja yang saya gak suka. Kalau orang Jepang ikan segar (baca:mentah) sudah jadi makanan sehari-hari. Dulu waktu kecil, saya pernah mancing. Paling cuma ngisi waktu kosong aja mancing di sungai. Itu pun karena diajak teman-teman main. Atau mancing sendiri karena bosan di rumah. Ikan yang dipancing pun sejenis ikan beunteur (terkenal di tanah Sunda), mujair, ikan mas, ikan tawes, ikan sepat, dan ikan tawar lainnya. Waktu itu ikan yang terbesar yang pernah saya dapat paling seukuran 3 jari orang dewasa, jenis ikan mujaer. Mungkin kalau frekuensi memancing saya sejak kecil sampai dengan sekarang bisa dihitung jari.

Lalu, Allah menakdirkan saya dan keluarga pindah ke Samarinda di tahun 2013 akhir, sekitar bulan September karena faktor pekerjaan. Dan cerita memancing ini pun dimulai. Pertemuan dengan beberapa rekan kerja yang hobi memancing membuat penasaran saya muncul lagi. Penasaran saya yaitu seputar, kenapa kok orang-orang ini suka memancing? Apa enaknya? Pikir saya kala itu, memancing itu cuma ngabisin waktu. Diam di pinggir sungai, pasang kail, terus menunggu dan menunggu sampai umpan dimakan ikan. Jeda antara umpan masuk ke sungai sampai dipatuk ikan itulah yang seringkali menghabiskan waktu yang lama. Ini yang menurut pikiran saya membuang-buang waktu. Memancing bisa seharian, tapi hasilnya gak seberapa. Atau malah bisa nggak dapat. Begitulah persepsi terkait memancing selama ini.

Samarinda, Maret 2015

Hari itu, saya yang sedang asyik ngobrol soal kerjaan. Tiba-tiba ada salah seorang teman yang nanya sekaligus mengajak saya mancing. Mereka akan memancing ikan tenggiri di Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Memang selama sekitar 1,5 tahun lebih berada di Samarinda, seringkali ketika teman bertiga yang hobi mancing ini ngumpul, yang dibicarakan salah satunya pasti soal pancing-memancing. Mulai dari jenis ikan, spot memancing, piranti memancing, dan yang tak kalah asyik, rencana memancing. Dan kali ini saya ikut mendengarkan obrolan mereka. Ternyata saya diajak memancing.

"Mas Aef ikut yoo, kita mancing Jumat depan, di Sangatta. Mancing ikan tenggiri. Jauh-jauh dari Sumedang ke Kaltim, masa gak pernah mancing ikan tenggiri?"

Saya yang ditawarin secara tiba-tiba waktu itu, gak bisa berpikir panjang. Hanya mengiyakan saja, "Oke, cari pengalaman boleh deh" kata saya.

Rencana yang akan berangkat melakukan "Trip to Sangatta" adalah Pak Sardjono, Pak Sigit, Pak Sarofi, Pak Handry, dan tentunya saya sendiri. Yang belum pasti untuk ikut adalah Pak Handry, lainnya sudah oke semua. Berhubung karena ada satu dan lain hal, Pak Handry akhirnya memutuskan tidak ikut ekspedisi berburu tenggiri kali ini. So, kami berempat yang berangkat. Mulai hari itu setiap ketemu berempat, saya belajar seputar teknik-teknik memancing ikan tenggiri. Banyak yang saya dapatkan tentang teknik memancing. Teknik memancing erat kaitannya dengan jenis ikan yang menjadi target kita. Maka tenggiri yang jadi target kali ini harus dikenali betul-betul sifatnya, cara memakan umpan, dan sebagainya.

Orang kebanyakan mengenal ikan ini sejenis ikan berukuran besar dengan bobot mulai 5 kg keatas. Bahkan bisa mencapai ratusan kg. Dagingnya yang empuk dan enak, umumnya dijadikan bahan membuat salah satu panganan yang terkenal di Indonesia, khususnya Palembang. Yaitu empek-empek. Selain itu ikan tenggiri juga bisa dibuat pentol, semacam baso ikan. Bisa juga dibuat siomay dan olahan ikan lainnya. Tapi yang sering dan terkenal adalah empek-empek dan pentol. Terlebih jika peralatannya terbatas, empek-empek dan pentol memang jadi pilihan.

Singkat cerita, hari itu Jumat, setelah Jumatan saya dan Pak Sardjono berangkat naik travel dari Samarinda menuju Sangatta. Nah ada cerita juga nih sobat mancing mania. Setelah digelar muswawarah akbar di rumah kecil saya (beuh kayak apa aja), diputuskan istri dan anak pertama saya turut ikut. Katanya sekalian refreshing siih, kan belum pernah ke Sangatta. Akhirnya, si cinta dan putri sulungku ikut ke Sangatta. Dan yang pasti, yang akan ikut juga sang calon buah hati keduaku, yang saat itu berumur 7 bulan (masih di dalam perut ibunya). Waktu itu kita menunggu di Simpang 4 Sempaja. Kami menunggu sekitar 10 menit Cendana travel.

Eng ing eng, ternyata cuma kami berlima yang menumpang travel ini dari Samarinda ke Sangatta. Nyaman banar. Perjalanan darat ini menghabiskan waktu sekitar 5-6 jam. Sempat singgah sebentar untuk mengisi perut yang mulai keroncongan. Lima jam berlalu, tak terasa sudah sampai di Sangatta sekitar pukul 05.30 WITA sore. Kami langsung ke hotel QQ untuk ketemu Pak Sarofi dan Pak Sigit yang sudah lebih dulu ada di Sangatta. Mereka berdua adalah instruktur PT Trakindo Utama Samarinda. Selama sepekan sedang mengisi training di Sangatta. Oleh karena itulah, tercetus ide untuk mancing tenggiri di Sangatta. Tinggal saya dan Pak Sardjono yang berangkat ke Sangatta. Kami berempat menuju ke pelabuhan. Tak lama sampai di pelabuhan, kami naik ke kapal dan menaikkan perlengkapan memancing. Berbarengan dengan bunyi kapal yang memecah suasana pelabuhan, kapal yang kami tumpangi mulai menjauh meninggalkan pelabuhan. Labuhan Nanang yang kami tuju. Spot ikan tenggiri. Gimana dengan bumil dan putri sulungku Maahirah? Ikut mancing ke laut? Ya nggak laah, ngawur aja, bisa dimarahin sama mertua nanti. Hehehe. Mereka menunggu di hotel. Ya itung-itung pindah tidur aja dengan suasana berbeda.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun