Meski mereka berkata bahwa aku yang paling sederhana pikirannya
Tapi tak mengapa
Sebab cintaku untuk desaku bukanlah sekadar omon-omon
Meski cinta jua sering membuatku tenggelam dalam lautan bimbang
Tak pernah kusoalkan
Sebab aku tetap saja ingin menyelam
Sebagai baktiku pada ibu
Bahwa anakmu siap berdiri di barisan nomor satu
Sepanjang jalanan aku telah terantuk-antuk, dibuat berdarah-darah, tersayat-sayat
Namun tetap saja
Aku masih ingin selalu mengabdi
Pada sebaik-baiknya nusa
Ku harap kau masih sudi untuk meraih tanganku, menjewer telingaku yang kaku, atau berbuat apa saja semaumu
Asal aku senantiasa bisa merawat titipan
Yang nilainya tak pernah bisa kutaksirkan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI