Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Kertas Sederhana

17 Februari 2024   05:57 Diperbarui: 19 Februari 2024   20:14 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Catatan kertas lama. (Sumber: Unsplash/Marjan Blan)

Bolehkah kami membakar kertas sederhana ini
Sebab ia bukan cermin kebijaksanaan kami
Apalagi beningnya kejujuran kami
Dalam membukukan nilai-nilai

Semasa-masa ia mudah dibeli, dikadali, diakali, dimanipulasi
Oleh makhluk berambisi
Bahkan menukarnya dengan kehormatan diri
Agar dinyana sebagai cendikiawan pilih kawan

Salahkah andai kami menihilkan kolom kosong ini
Sebab semakin banyak ia diisi
Semakin ia membutakan nurani kami
Menyuburkan kepongahan kami
Menutup rapat telinga pengetahuan kami
Membuahkan kedunguan kami
Di bawah
 kecerdasan golongan manusia yang tak sempat mencicipi birokrasi pendidikan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun