Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hikmah Hadirnya Bulan Sya'ban

16 Februari 2024   12:44 Diperbarui: 16 Februari 2024   12:47 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada waktu ini kita tengah memasuki hari-hari awal dari Bulan Sya'ban. Hadirnya Bulan Sya'ban ini sekaligus menjadi pertanda bagi kita bahwa tidak berapa lama lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan.

Selain bulan Ramadhan, Bulan Sya'ban termasuk salah satu bulan yang memiliki keistimewaan-keistimewaan. Di antara keistimewaan itu adalah ia merupakan momentum diangkatnya seluruh amal manusia, sehingga pada bulan ini kita sangat dianjurkan untuk meningkatkan kualitas amal kita, sehingga ketika amal kita dihisab akan tercatat sebagai amal yang penuh kebajikan di sisi Allah SWT.

Sebab itulah, pada bulan ini Baginda Rasulullah SAW menjadikannya sebagai momentum untuk memperbanyak berpuasa sunnah, sebab beliau sangat menyenangi bahwa pada saat amal beliau dihisab, beliau dalam keadaan berpuasa.

Adapun keistimewaan kedua dari hadirnya Bulan Sya'ban ini adalah ia merupakan waktu terjadinya perubahan arah kiblat dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha Palestina, kemudian Allah kembalikan lagi seperti semula, yaitu menghadap Masjidil Haram di Makkah. Berkaitan dengan pemindahan arah kiblat ini, Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah [2]: 144:

Kami sungguh telah melihat wajahmu (wahai Nabi Muhammad) sering menengadah ke arah langit, maka Kami pun palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana pun kalian semua berada, maka hadapkanlah wajah kalian ke arah itu (pada saat melaksanakan shalat).

Hikmah dari peristiwa ini adalah Allah SWT hendak menguji orang-orang yang benar-benar beriman pada ajaran yang dibawa oleh Baginda Nabi Muhammad dan orang-orang yang ingkar terhadap ajarannya. Berkaitan dengan penjelasan ini, Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah [2]: 143:

Dan Kami tidaklah menjadikan arah kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang.

Dalam peristiwa perubahan arah kiblat ini, umat Islam benar-benar diuji keimanannya oleh Allah. Tidak sedikit dari mereka yang ingkar dan kemudian keluar dari ajaran Islam. Dan tidak sedikit pula yang keimanannya justru semakin bertambah kuat dengan adanya ujian ini dan mereka pun semakin yakin pada ajaran yang dibawa oleh Baginda Nabi Muhammad SAW.

Sebab bagaimanapun keadaannya, pemindahan arah kiblat ini merupakan salah satu perintah dari Allah SWT yang disampaikan melalui kekasih-Nya, yakni Baginda Rasulullah SAW, sehingga manakala Allah telah memerintahkan adanya pemindahan arah kiblat melalui penjelasan Nabi Muhammad ini, maka tidak ada keraguan sedikit pun di dalam hati orang-orang yang beriman.

Adapun hikmah yang dapat kita petik dari adanya peristiwa perpindahan arah kiblat ini adalah Allah senantiasa memberikan ujian keimanan bagi para hamba-Nya untuk menyeleksi siapa saja yang bertaqwa secara sungguh-sungguh kepada-Nya dan siapa saja yang belum mampu untuk melaksanakan taqwa dengan sebenar-benarnya.

Pada momentum hadirnya Bulan Sya'ban ini marilah kita menjadikannya sebagai kesempatan yang sangat berharga untuk kembali menguatkan keyakinan dan keimanan hanya kepada Allah semata. Termasuk di dalamnya keimanan kita terhadap ajaran agama Islam yang dibawa oleh Baginda Rasulullah SAW. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun