Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Syair-syair Jalanan

19 November 2022   10:27 Diperbarui: 31 Maret 2023   15:55 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Jake Blucker via Unsplash

Jika aku boleh menitip
Bolehkah kiranya aku menitip pesan
Pada derap-derap langkah yang mengarungi jalanan
Pada setiap isyarat mata yang hendak menyuarakan pesan
Pada setiap lisan yang memilih terdiam
Pada setiap dinding hati yang dilapisi kerak-kerak kusam

Masihkah kita bisa mendapati sosok-sosok manusia
Di lokasi-lokasi usaha dan komplek perkantoran
Di lembaga-lembaga pendidikan
Pada tempat-tempat ibadah
Atau di gedung-gedung pusat pemerintahan

Masihkah amanah itu aman terjaga di atas telapak tangan
Ataukah telah tercecer bahkan tumpah semua
Sebab bongkahan benda dan sejengkal kuasa yang membuat hati kian bangga

Tatkala merawat ketulusan laksana menggenggam bara
Jamak manusia menjadi putus asa sehingga sudi menukarnya dengan rongsokan
Yang lekas menjadi fana dalam sekedipan mata

Namun, titip pesanku ini tak pernah berhenti untuk mengembara
Sembari menyelami nurani manusia yang barangkali masih tersisa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun