Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Telanjang

18 Mei 2022   16:39 Diperbarui: 19 Mei 2022   16:00 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar oleh Angela Bailey via Unsplash
Kau sebut dirimu telah berpakaian lengkap
Tapi mengapa
Engkau masih serasa telanjang

Sebab belum sempat engkau hias hatimu
Dengan pakaian kemanusiaan
Yang seharusnya membungkus setiap tingkahmu

Pakaian itu pun seharusnya mampu melindungimu dengan segenap rasa malu

Karena malu adalah sebaik-baik perlindungan
Untuk menampik kejahatan

Namun, engkau justru mengagungkan kepuasan diri
Demi sekumpulan sanjungan dan pundi-pundi materi
Yang ternyata ia serupa fatamorgana

Kau pun menderita di ujung masa
Tatkala sesembahanmu itu semakin redup dan hilang
Lantaran bongkah keindahanmu yang jua kian sirna

Andai saja waktu dapat kembali kau ulang
Tentu kau kan memilih kebahagiaan hakiki
Kehidupan yang berdaulat atas segala materi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun