Dan tentu mereka akan lebih gembira lagi manakala kendaraan yang dapat dikata uzur tersebut masih akan terus digunakan oleh keluarga maupun generasi penerus mereka dengan keadaan yang telah diremajakan alias direstorasi kembali. Dengan direstorasi diharap penampilan kendaraan akan kembali segar dan performanya akan kembali prima selayaknya ketika ia masih baru.
Biaya restorasi kendaraan mungkin saja akan menghabiskan dana yang lebih besar ketimbang nilai barang itu sendiri. Akan tetapi, biaya ini barangkali juga akan sepadan dengan terbukanya kembali album-album kenangan seseorang yang pernah menggunakan kendaraan atau pernah mengidamkan kendaraan tersebut.
Selain itu, dengan adanya nilai pajak kendaraan lama yang relatif lebih murah dibanding kendaraan baru, barangkali hal ini juga bisa menjadi pertimbangan tersendiri untuk mengalihkan penghematan biaya tersebut untuk merawat kendaraan.
Dan tidak menutup kemungkinan jika kendaraan lawas tersebut masih terus dirawat, maka nilainya secara nominal juga akan meningkat seiring hadirnya tawaran dari para penghobi maupun kolektor kendaraan jadul yang lazimnya tidak lagi segan-segan untuk masalah harga.
Pada titik itulah seseorang juga akan kembali mendapat ujian, apakah ia akan menjual kendaraan lamanya itu karena tergiur oleh tawaran harga yang tinggi? Ataukah ia masih akan mati-matian mempertahankannya karena sudah terlanjur menganggapnya sebagai joko loro?
Baiklah, sebagai penutup dari tulisan ini saya akan memberikan bonus sebuah lagu berjudul "Wegah Pisah" yang barangkali bisa menggambarkan kendaraan yang keadaannya sudah menjadi joko loro. Selamat menyaksikan! (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI