Kita tahu bahwa nilai mata uang negara kita yakni Rupiah cenderung mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Dengan nominal Rupiah yang sama pada hari ini sudah pasti ia takkan bisa digunakan untuk membeli komoditas dengan nominal yang sama lima tahun yang akan datang.
Ilustrasi lainnya, kita yang sewaktu sekolah di tingkat SD dulu mungkin sudah cukup membawa uang saku Rp1.000 dari orang tua kita, sudah pasti nilai tersebut tidak akan cukup untuk adik-adik kita di zaman sekarang, yang rata-rata uang sakunya di kisaran Rp5.000-an dan bahkan lebih.
Berdasar keterangan yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik, kita pun kiranya akan semakin paham bahwa ternyata penyebab terjadinya penurunan mata uang pada periode tersebut adalah faktor inflasi tahunan yang ringan (kurang dari 10 persen per tahun).
Karena adanya potensi perubahan nilai mata uang inilah maka sangat masyhur di kalangan para ekonom maupun pelaku bisnis berkait dengan kebijakan yang dapat mereka bentuk untuk menyiasati penurunan nilai tersebut, yakni dengan konsep nilai waktu dari uang (times value of money). Alhasil, mereka pun membentuk strategi untuk mengantisipasi terjadinya penurunan nilai mata uang tersebut dengan alternatif berikut:
Pertama, Menekan daftar belanja yang tidak terlalu mendesak keadaannya untuk segera direalisasikan
Dengan menekan daftar belanja barang yang tidak terlalu dibutuhkan diharap hal ini akan menjadikan perusahaan maupun pemilik modal akan semakin cermat dalam menggunakan anggaran mereka, sehingga mereka akan dapat menghindari pemborosan pada saat berbelanja.
Selain itu, mereka dengan menerapkan cara yang demikian mereka akan akan berpeluang memiliki cadangan modal yang dapat digunakan untuk sektor lain yang lebih penting yang kemungkinan tidak terlalu terdampak oleh perubahan nilai mata uang.
Contoh penerapan hal ini adalah berkait dengan rencana perusahaan untuk program peremajaan kendaraan dinas bagi para manajer perusahaan sebagai wujud apresiasi atas kinerja mereka. Program ini biasanya sekaligus bertujuan untuk meningkatkan produktivitas para manajer di masa depan.
Sebenarnya bentuk apresiasi terhadap para manajer yang dianggap berprestasi tersebut sangat baik adanya apalagi tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja mereka kelak.
Akan tetapi hal lain yang perlu dipertimbangkan sebelum mewujudkan hal tersebut adalah: apakah benar anggaran belanja yang digunakan untuk program apresiasi tersebut tidak akan mengganggu keseimbangan nilai aset perusahaan di masa kelak; dan benarkah apresiasi dalam bentuk peremajaan kendaraan tersebut benar-benar akan berdampak terhadap produktivitas mereka yang menerimanya di masa mendatang.