Selamat siang, Tuan
Permisi, saya mau memberi sumbangan
Saya tahu Tuan sedang kesusahan
Saya pun demikian
Tuan butuh uang untuk melanjutkan kehidupan
Sebagaimana saya yang mengidam penghargaan
Kini, tak perlu lagi Tuan repot-repot mengantre cari sumbangan di sana-sini di bawah terik sang mentari
Lagipula Tuan sedang berpuasa
Cukup tunggu saja di rumah dengan nyaman
Pastilah saya kan datang untuk memberi sumbangan
Tenang saja
Takkan ada selfi ria yang kan merendahkan derajat Tuan
Yang nyata-nyata sifat riyaknya penuh kenaifan
Aku cukup mendamba balas cerita dari Tuan untuk para tetangga
Agar mereka tahu
Betapa ringannya tanganku untuk membantu
Selfi sambil sedekah itu kejahiliahan masa laluku
Sedangkan jadi bahan cerita setelah berderma dengan kesan-kesan yang syahdu
Adalah kedunguanku yang baru
Dimana arah tujuannya tetaplah sama,
Penghargaan
Dalam lisan kusebut Tuhan namun dalam hati kudamba penghargaan
Dalam hati siapalah manusia yang kan paham
Hingga aku yang memilikinya
Berceritalah Tuan tanpa kusuruh
Agar sumbanganku semakin bergemuruh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H