Numerologi di negeri ini agar tidak terkesan melangkahi kepakaran beliau.
Sebelum saya merangkai tulisan yang membahas tema ini, sebenarnya saya harus permisi terlebih dahulu pada Daeng Rudy Gunawan yang menyandang gelar sebagai Sang MaestroDan mungkin akan lebih menarik lagi jika bahasan ini sebenarnya disajikan sendiri secara langsung oleh beliau. Akan tetapi, karena saya tahu begitu sibuknya beliau dalam mengurusi kegiatan lain, misalnya saja untuk bahasan topik tentang labirin libidinal, maka saya pun tak hendak menambah beban hidup beliau.
Kendati demikian, saya tetap berharap jika tulisan ini nanti mendapatkan tanggapan dari beliau, entah itu dalam bentuk artikel atau setidaknya dalam tulisan singkat pada kolom komentar.
Baiklah. Kita mulai saja bahasan kali ini. Sebenarnya, alasan saya menyusun tulisan ini adalah berangkat dari munculnya rasa penasaran dalam benak saya. Penasaran akan komposisi sebuah ayat terpanjang di dalam Al-Qur`an, yang pernah saya bahas dua kali di Kompasiana ini. Ya. Ayat Al-Qur`an yang membahas tentang utang piutang.
Di antara hal yang membuat saya kesengsem dengan ayat ini adalah mengenai urutannya yang menempati nomor 282 dari seluruh ayat di dalam QS Al-Baqarah. Menurut saya, angka ini merupakan angka yang cantik jika dikaitkan dengan tema yang dibahas di dalamnya.
Namun, tentu saja, rasa cinta saya pada ayat ini pastinya takkan mengurangi secuil pun rasa takzim dan cinta saya pada ayat yang lain.
Dulu, saat saya tak begitu paham apa itu numerologi, saya menganggap angka 282 yang menunjukkan urutan yang kesekian dari ayat di dalam QS Al-Baqarah itu adalah perihal yang biasa dan tak ada keistimewaan sama sekali di dalam angka tersebut.
Namun, setelah saya agak sering bersentuhan dengan ayat ini dan lalu lalangnya tulisan yang membahas numerologi di Kompasiana ini, lekaslah tersingkap pemahaman saya tentang keunikan ayat yang bertarikh 282 ini.
Apakah kiranya keunikan itu? Penasaran dengan apa yang menarik dari angka 282 ini? Baiklah, langsung saja. Mari kita ulas bersama-sama.
Pertama, angka 2 yang pertama.
Menurut dugaan saya, angka 2 yang awal ini melambangkan 2 pihak yang sedang bertransaksi, yakni si peminjam dan pemberi pinjaman.
Dalam transaksi utang piutang, kita pastinya menyadari adanya peran sentral dari pihak pemilik dana (pemberi pinjaman) sekaligus penerima dana utang ini. Mengingat keduanya adalah aktor utama dalam transaksi ini, maka kedua pihak ini pun disebut dalam simbol angka 2 yang pertama.