Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sosial Media dan Dampak Buruknya terhadap Citra Merek

3 Desember 2020   09:07 Diperbarui: 3 Desember 2020   14:21 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sosial media (Sara Kurfe-Unsplash)

Pada tulisan kali ini saya hendak menggambarkan isi dari sebuah jurnal yang disusun oleh Eleonora Pantano yang berjudul When a Luxury Brand Bursts: Modelling the Social Media Viral Effects of Negative Stereotypes Adoption Leading to Brand Hate.

Dalam tulisan tersebut peneliti bermaksud untuk menanggapi sebuah pernyataan yang telah disampaikan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) yang pada awal tahun 2020 lalu telah mengenalkan istilah infodemik kepada seluruh masyarakat dunia.

WHO menggambarkan infodemik ini sebagai sebuah keadaan dimana penyebaran data atau informasi dapat dirubah dengan sesuka hati oleh siapa saja dengan memanfaatkan ruang-ruang virtual. Dan hal ini rupanya secara khusus juga berdampak pada beberapa perusahaan, yang mana dengan merujuk pada beberapa fakta yang ditemukan, mereka merasa begitu kewalahan untuk membatasi terjadinya gelombang difusi informasi pada sosial media.

Secara sederhana, difusi informasi pada sosial media dapat digambarkan sebagai sebuah fenomena sosial yang berpotensi untuk memengaruhi cara pandang siapa saja layaknya sebuah penyakit yang dapat menjalar dan menjangkiti anggota tubuh yang sehat.

Selain itu, penelitian ini juga ditujukan untuk membuat model dari sebuah kampanye pemasaran "mewah" yang memanfaatkan ke-viral-an seseorang pada sosial media untuk membentuk citra negatif atas sebuah produk atau merek tertentu, yang di sisi lain, dengan mempraktikkan cara ini, secara tidak langsung tujuan dari pihak pemrakarsanya adalah untuk meningkatkan pangsa pasar mereka sendiri dengan mengorbankan citra merek dari perusahaan lain.  

Dalam penelitian tersebut, peneliti telah menggunakan objek penelitian pada beberapa endorser/influencer yang berkemampuan untuk "meledakkan" persepsi dari para pengikutnya, dengan kriteria 506.127 like dan 17.984 komentar yang mampu mereka kumpulkan dalam waktu yang singkat.

Dan berdasarkan hasil temuan dari penelitian tersebut telah disimpulkan bahwa ledakan informasi negatif atas merek tertentu berpotensi untuk membentuk stereotip yang buruk pada diri konsumen atas keberadaannya. Bahkan, pada kasus tertentu, hal ini juga berpotensi untuk menggiring persepsi mereka pada kondisi yang membahayakan bagi merek tersebut, yakni rasa benci mereka terhadap merek.

Suguhan informasi negatif mengenai merek atau produk tertentu yang telah disampaikan oleh para selebriti di sosial media diantaranya dibuktikan telah mampu untuk meyakinkan para konsumen--yang menjadi fans dan pengikut mereka--bahwa merek tersebut memang buruk adanya, sehingga pantas untuk dibenci.

Berdasarkan isi dari penelitian yang mengkaji tentang pengaruh dari sosial media terhadap citra merek ini, kita kiranya dapat mengambil kesimpulan, bahwa di satu sisi, mungkin saja sosial media dapat membentuk kesan yang baik di mata pelanggan. Namun, di sisi lain, hal ini juga tidak menutup kemungkinan akan dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk meruntuhkan reputasi perusahaan lain yang menjadi pesaingnya. (*)

Referensi: [1]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun