Indikator ini digunakan untuk menentukan sejauh mana perusahaan telah menggunakan media digital untuk transaksi mereka saat ini. Semakin tinggi intensitas media digital yang mereka gunakan untuk transaksi bisnis maka hal ini merupakan bagian dari indikasi bahwa perusahaan telah mampu menyerap fasilitas tersebut untuk operasional mereka.
Ketiga, konsep bisnis berbasis digital perusahaan dalam jangka panjang.
Bagi perusahaan tradisional yang telah menggunakan berbagai media digital tentu memiliki rencana tertentu untuk mengadaptasikannya dalam setiap operasi mereka, sehingga dalam hal ini mereka tentu memiliki konsep operasi berbasis digital dalam jangka panjang.
Dengan adanya konsep ini, perusahaan akan berkecenderungan untuk mengevaluasi sekaligus menyempurnakan konsep maupun pengimplementasiannya dari masa ke masa. Hal ini senantiasa mereka upayakan sebagai bagian dari strategi inovasi yang mereka terapkan sekaligus sebagai langkah untuk mengimbangi dan mempermudah pelayanan mereka terhadap pelanggan.
Keempat, Transformasi bisnis berbasis digital secara menyeluruh dalam jangka panjang.
Indikator terakhir ini berkaitan dengan konsep dan pengaplikasian teknologi informasi pada perusahaan dalam periode yang panjang. Dengan durasi pengoperasiannya yang telah mencapai masa lebih dari lima tahun ini akan semakin memperlihatkan bagaimana rekam jejak mereka saat beroperasi dengan fasilitas digital.
Harapannya, dalam kurun waktu yang panjang ini perusahaan tradisional telah mampu mengaplikasikan seluruh transaksi mereka dengan berbasis digital, mengingat para mitra maupun konsumen mereka juga telah beradaptasi sedemikian jauhnya atas teknologi informasi.
Dengan demikian, manakala mereka tidak mengaktualisasikan diri untuk mengimbangi perkembangan kecanggihan para mitra dan konsumen mereka, maka hal ini akan menjadikan pola komunikasi dan transaksi diantara mereka akan terasa tidak nyaman.
Oleh karena itu, mau tidak mau dalam masa yang panjang ini perusahaan harus mampu mengimbangi perkembangan mereka agar tidak semakin tertinggal. Sebab mereka sepatutnya juga mempertimbangkan bahwa ketertinggalan inilah yang akan berpotensi melahirkan hubungan bisnis yang asimetris sehingga akan berdampak terhadap eksistensi usaha mereka di masa mendatang.
Berdasarkan pembahasan kerangka pikir atas pembacaan jurnal tersebut kiranya dapat diambil beberapa kesimpulan. Pertama, Perusahaan tradisional hendaknya dapat bertransformasi menjadi perusahaan berbasis digital dengan berbekal kemampuan alami mereka dalam menyerap (memahami dan menggunakan) teknologi informasi.
Kedua, Perusahaan tradisional hendaknya senantiasa mengaktualisasikan kemampuan diri terhadap perkembangan teknologi untuk mengimbangi perkembangan tren perilaku usaha yang ada.
Ketiga, perusahaan juga harus memperhatikan daya serap para mitra dan konsumen mereka terhadap teknologi informasi demi tetap menjaga hubungan yang simetris diantara mereka.