Saat berada di dalam penjara, Nabi Yusuf ditempatkan bersama dengan dua orang tahanan lainnya. Setelah beberapa lama berada disana, seakan mereka merasa senasib sepenanggungan, sehingga hubungan mereka pun kian akrab dari waktu ke waktu.
Begitu akrabnya hubungan mereka, hingga mereka pun tak lagi canggung untuk saling bertukar cerita tentang kehidupan yang telah mereka lalui hingga pada perihal yang mereka anggap remeh sekalipun, misalnya bercerita mengenai mimpi.Â
Apalagi setelah mereka mendapat kabar darinya secara langsung bahwa temannya itu memiliki kemampuan yang di luar nalar, yakni menakwilkan mimpi. Dengan rasa penasaran, maka kedua kawannya itu lekas bercerita pada Yusuf mengenai apa yang telah mereka temui di dalam mimpi.Â
"Baiklah, karena kamu memiliki kemampuan untuk menafsir mimpi, sekarang coba tebaklah apa maksud dari mimpiku ini." kata seseorang dari temannya itu.
Lelaki itu bercerita pada Yusuf, bahwa beberapa saat yang lalu ia pernah bermimpi bahwa ia sedang berjalan dengan membawa roti di atas kepalanya. Di tengah perjalanannya itu, tiba-tiba ia didatangi beberapa ekor burung yang berusaha untuk mematuki roti yang berada di atas kepalanya. Sedangkan lelaki satunya menceritakan bahwa dirinya pernah bermimpi bahwa ia sedang memeras anggur.Â
Sebelum menjawab pertanyaan dari kedua kawannya tadi, Yusuf pun berkata pada mereka bahwa selain mampu menerjemahkan maksud dari mimpi yang mereka ceritakan tadi, ia pun bahkan dapat menebak makanan apa saja yang akan mereka makan selama tinggal di penjara nanti, bahkan sebelum makanan itu sampai di hadapan mereka.Â
Belum juga habis rasa penasaran pada diri keduanya mengenai maksud perkataan Yusuf itu, ia pun menceritakan penafsiran dari mimpi keduanya.Â
Arti dari mimpi seseorang yang sedang memeras anggur itu adalah sebagai pertanda bahwa beberapa waktu kemudian ia akan segera menemui kebebasannya.
Sedangkan untuk pemuda satunya yang bermimpi membawa roti tadi, Yusuf pun memberitahunya bahwa beberapa saat lagi ia akan menemui kenahasan, yakni ia akan dieksekusi dengan cara disalib, hingga mayatnya pun akan didatangi oleh seekor burung yang akan mematuki sebagian dari kepalanya.Â
Dan berkat karunia dari Allah, benarlah semua apa yang telah diterangkan oleh Yusuf itu. Makanan apa pun yang hendak mereka santap selalu sesuai dengan isi tebakannya. Demikian pula adanya dengan tafsiran dari kedua mimpi itu.