Diantara film laga yang paling saya sukai sejak kecil adalah film-film yang dibintangi oleh Jackie Chan. Alasan saya menyukai film yang dibintangi aktor tersebut adalah di samping seru, setiap aksinya itu seringkali memancing gelak tawa tersendiri.Â
Dan lebih dari itu, menurut saya, Jackie Chan adalah bintang kungfu yang paling manusiawi. Saya katakan manusiawi sebab ia seringkali kali mengekspresikan rasa sakitnya saat terkena pukul dari lawannya, seperti halnya manusia pada umumnya yang terkena pukulan.Â
Aktor yang konon wajahnya mirip dengan Ayahanda Tjiptadinata Effendy tersebut seakan tak merasa malu sedikit pun untuk mengekspresikan rasa sakitnya, sehingga tak jarang tingkahnya ini membuat geli lawan bertarungnya.Â
Dengan gaya bertarungnya ini, ia seakan berani tampil dengan karakter yang sama sekali berbeda dengan bintang kungfu lainnya, yang pada umumnya menampakkan keperkasaan dan tak kenal rasa sakit saat menerima pukulan dari lawan.
Selain itu, menurut saya, kungfu yang dipraktikkan oleh Jackie Chan ini saya anggap memiliki pesan filosofis tersendiri berkait sikap manusia dalam menjalani masalah kehidupan.
Pesan filosofis ini saya kutip dari ucapannya sendiri pada saat ia membintangi salah satu film yang berjudul Karate Kid. Dalam film itu, ia yang berperan sebagai Mr Han pernah menuturkan:
Ketika hidup membuatmu terjatuh, cobalah sangga dengan punggungmu. Sebab, jika kamu bisa melihat ke atas, maka kamu pasti juga akan bisa untuk segera bangkit.
Dengan mengajarkan pesan filosofis ditambah jurus kungfu itu pada sang muridnya, Dre Parker, maka ia pun pada akhirnya berhasil membimbing bocah itu sehingga memenangkan kompetisi kungfu tingkat anak-anak.
Ini merupakan sebuah raihan yang luar biasa, sebab bocah yang ia ajari itu adalah seorang pembelajar kungfu dari nol dan memiliki porsi latihan yang sangat terbatas, yakni selama 3 bulan.
Menurut Jackie, inti dari ajaran kungfu itu adalah mampu menyerap hikmah dan apa saja terdapat di alam semesta. Dengan demikian, ajaran kungfu sebenarnya tidak selalu berkait dengan pertarungan belaka. Namun, ia juga meliputi seluruh ajaran hikmah kehidupan yang dapat ditemui dari segala penciptaan.Â