Saya kira itulah alasan yang paling logis dan rasional tentang alasan kenapa mereka mengikuti akun saya ini, yakni ingin menjalin hubungan pertemanan dengan saya. Maka, setelah tahu alasan yang baik ini, saya tidak ragu untuk mem-follow balik akun mereka, sehingga kami pun saling berteman satu sama lain.Â
Tentu sangat tidak tepat jika penulis sekaliber centang biru yang karyanya menyentuh angka ribuan, kemudian saya tafsiri dengan, misalnya, mereka ikut akun saya sebab tergila-gila oleh karya saya. Atau berangan-angan, karya saya sangat baik sehingga mampu 'membius' siapa saja. Jelas itu angan-angan yang salah. Apalagi di sini masing-masing posisinya adalah sama-sama sebagai penulis.
Dan menurut saya, alangkah lebih tepat jika saya menyimpulkan bahwa manakala ada penulis yang mengikuti akun penulis lain itu tujuannya adalah karena ingin membentuk relasi pertemanan. Teman yang saling mendukung satu sama lain, berbagi cerita satu sama lain, dan jika perlu, saling menyempurnakan karya satu sama lain melalui gojlok-an.Â
Sebagai bukti dari persepsi yang saya anut ini, Anda dapat melihat perbandingan jumlah Kompasianers yang telah menjadi pengikut saya maupun Kompasianers yang telah saya ikuti, jumlahnya sama persis. Jumlah yang saat ini masih sangat sedikit, namun lambat laun kemungkinan akan berubah menjadi semakin banyak.Â
Saya mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya bagi siapa saja yang hendak berteman dengan saya. Semoga pertemanan ini akan mengantarkan kita menjadi penulis yang kian produktif dan makin baik dari waktu ke waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H