Mohon tunggu...
Kang Yono
Kang Yono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Gue Musisi, Vocalis WAViS, Penulis, Novelis, Jurnalis, Lengkap deh pokoknya, cuman ya gitu, nggak ada yang terkenal. hehehe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

PEMILU= Pembuat Pilu

14 Maret 2014   17:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:56 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Banyak muka di jalanan kotaku
Di spanduk, poster, pamflet, stiker, angkot bahkan sampe mobil mewahpun di jadikan media berpromosi demi merebut jatah kursi legislatif.

Berjas
Berdasi
Berpeci
Saampai atribut yg melambangkan betapa soleh dan religiusnya "beliau-beliau" itu, gak sempat kepikiran kenapa mereka ini berpromosi gila-gilaan demi sebuah kursi..

Simpel sekali jawaban nya,
“karena kursi itu melambangkan kekuasan, dan dimana ada kekuasan disana ada uang yang melimpah!”

Makanya mereka berani bertaruh uang banyak demi uang yang jauh lebih banyak lagi, seperti lirik lagu Seringai "..mana mungkin menang besar kalau tak berani bertaruh besar.."

Dampak dari promosi gila-gilaan yang mereka bikin itu adalah poster, spanduk dan stiker bertebaran di mana-mana, tak peduli estetika tata ruang kota, semuanya mereka tempel dan pasang secara membabi buta! bahkan di sebuah tembok yang sebelumnya terlihat cantik dan menawan dengan graffiti di atas nya ehh malah di timpa sama muka-muka "Intelektual Jadi-jadian" itu, haha!

Tentu ini sebuah pembodohan yang dibiasakan..
Dengan slogan yang di ulang-ulang...

JANGAN GOLPUT!!! Nasib 5 Tahun mendatang ada di tangan Masyarakat..
Nah, Toh juga sejak dulu Nasibnya sama aja..
Gitu-gitu aja,..
Tetap Kere-kere saja...

Yang terpilih sejak dulu juga gitu-gitu aja..
Sama-sama Koruptor juga..
Sama-sama lupa juga pada akhirnya..

Masih tetap menggunakan jampi-jampi yang sama pula juga dari jaman Jahiliah sampai sekarang, mereka ucapkan begini: “KALAU GOLPUT, ANDA TIDAK BISA PROTES KALAU PEMIMPINNYA KURANG BAIK”..

Pertanyaanya...!!
Emang ada yang baik kah Pemimpinnya??
Terus emang selama ini kalau pemimpin kurang baik boleh kah protes??

Ahhhh, lagi-lagi rakyat bodoh yang di bodoh-bodohin..

Ini adalah sebuah Demokrasi besar..!!
Di sebut Demokrasi adalah rakyat bebas memilih, bahkan bebas pula untuk tidak memilih..

Saya ingat betul pada waktu mengikuti siaran “LIVE” menjelang kenaikan BBM kemarin.

Saya berkesimpulan bahwa mereka yang terpilih itu pada akhirnya Bukan di sebut WAKIL RAKYAT. tapi lebih tepatnya WAKIL PARTAI.. yang pada intinya dari Partai, Oleh Partai, dan hasilnya Untuk PARTAI..

Mungkin kalau anda perhatikan sidang yang mirip sidangnya anak lulusan SD waktu itu, saya ambil contoh saja, ketika Voting suara, pilihan mereka itu bukan berdasarkan hati dan kepentingan rakyat, tapi berdasarkan KONCO-KONCO partai..
Semua yang berpartai Biru KOmpak untuk YES
Semua yang berpartai Kuning kompak untuk YES
Semua yang berpartai merah kompak untuk NO
Semua yang berpartai PUTIH kompak untuk NO

ini kan aneh..!!
Nggak LOGIS...!!

Kalau memang beliau-beliau ini wakil rakyat, tentu mereka tidak kompak sesuai warna Partai, melainkan sesuai pertimbangan untuk Rakyat yang mereka Wakili..

Kurang Keren bagaimana SANDIWARA mereka????

sudah selayak nya kebodohan dan pembodohan yang mengatasnamakan "Pesta Demokrasi" ini di hentikan!  shitt y'all govermentalist shitt!ohh i'm so glad i don't vote!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun