Tiba-tiba saja tangan kiriku menggenggam kepala tuas sebesar kepalan tangan akan kecil, tangan kananku berada di atas kemudi sebuah mobil yang begitu mewah. Aku lihat ke bawah, kaki kananku juga berada di atas tuas gas dan kaki kiruku berada di sebelah tuas kopling. Kedua kakiku juga berbalut sepatu sport putih yang tampaknya sangat mahal. Ternyata dalam sekejap aku sudah berada di belakang kemudi Nissan Evalia.
Belum habis kekagetanku, bajuku juga tiba-tiba berubah bersih rapih dan sangat keren. Kuraba saku belakang celanaku, kurogoh dan kutemukan dompet kulit berisi uang yang sangat berjejal. Dua lembar kartu kredit gold juga terselip pada lipatanlainnya. “OhTuhan, terima kasih atas rezeki yang engkau berikan tiba-tiba ini. Biarlah aku tidak perlu penjelasan teknisnya mengenai semua ini” demikian teriakanku dalam hati.
Aku juga tiba-tiba saja familiar menggunakan kendaraan roda empat tersebut. Sambil menjalankan mobil pelan-pelan takut tergores batu, aku perhatikan dengan seksama mobil baru itu. Tiga deret kursi masing-masing untuk dua orang. Artinya aku dapat membawa ibu bapakku di bangku tengah, kedua kakakku di baris belakang, dan di sebelahku tentu saja kekasihku yang sejak lama aku dambakan, “yes.. yes.. yes!” aku girangnya bukan kepalang .
Lho…. Kekasih yang mana? Bukankah selama ini belum ada gadis yang mau padaku karena aku hanya seorang anak gembala?.
Oh tidak, dengan Nissan Evalia ini pasti tiada yang akan sanggup menolak jadi pacarku. Angan-anganku kembali pada gadis rampingtetangga sebelah yang kemarin meninggalkanku di pertigaan jalan karena sepeda motorku mogok. Ia ikut seorang pemuda lain yang ku kenal sebagai anak orang terkaya di kampung kami.
Belum juga lima menit di atas mobil baru itu, aku tiba-tiba bingung, ke rumah dulu untuk menunjukkan pada ibu-bapakku atau langsung ke rumah sang kekasih. Setelah aku hitung kancing, aku memutuskan ke rumah calon kekasihku dulu yang bernama Eva, lengkapnya Moneva Villanova Binti KH David Becam.
Eva, Eva …. tunggu sebentar, Nissan Evalia baruku sebentar lagi akan sampai di depan rumahmu. Kamu tak usah menganga karena kaget stadium tinggi, kamu cukup tersenyum manis menyambut kedatanganku dan bersanding di sampingku. Aku membayangkan ia berlari menghampiri aku yang berada di dalam Nissan Evalia baruku dengan gerakan pelan seperti dalam film India sambil berteriak "Akaaaaaaang......!!".
Aku sebetulnya masih merasa aneh, persimpangan jalan setapak dekat kuburan itu tiba-tiba jadi perempatan jalan besar yang dilengkapi dengan lampu stopan, tapi hatiku yang sudah tidak sabar ingin segera melewatkan mobil Nissan baru di depan rumah sang calon kekasih menunda sejenak pertanyaan itu. Biarlah, setelah semuanya terjadi aku baru akan mengamati lagi semuanya.
Di sepanjang jalan, kulihat beberapaorang ternganga kaget melihat aku mengemudikan mobil mewah itu. Di Kampungku, jangankan mengemudikan Nissan Evalia, membawa motor baru kreditan saja akan dilirik banyak gadis desa. Mereka bilang “yaah…. biar betis tak berbuah dan telapak kaki tak nambah lebar lah….”
Meskipun tujuanku akan mengunjungi rumah sang kekasih, eh calon kekasih, tetapi reflek tanganku nakal juga. Seperti otomatis, setiap melintasi gadis klakson itu selalu berbunyi “tit.. tit”, bunyinya nyaring tapi merdu, tidak seperti suara motor yang “dit..dit” yang menandakan bahwa motor itu kreditannya belum lunas. Dan gadis-gadispun menoleh, sebagian tersipu, sebagian menggoda dan sebagian lagi menyebalkan.
Tapi anehnya, satu dua di antara orang-orang yang dilalui itu kuajak naik semuanya menolak dan mempersilahkan aku jalan duluan. Tadinya aku akan sedikit memamerkan mobil bari ini pada mereka, siapa tahu mereka memberikan rekomendasi untuk disandingkan dengan anak gadisnya, jika sang pujaan hatiku Eva tetap menolak cintaku. “Yo Uwis lah, lagipula aku juga Cuma basa-basi mengajak mereka kok”.
Sampai di ujung rumahnya, hatiku sudah dag-dig-dug tak keruan.Namun dengan penampilan super menterengku, aku dapat mengendalikan perasaan itu dengan sangat percaya diri. Dengan penuh gaya, aku hentikan mobil berwarna merah maroon itu di depan rumahnya. Owww… ternyata warna mobil itu juga sama dengan warna kesukaannya.
Aku ketuk pintu rumahnya tiga kali sesuai dengan tiga huruf nama pangilannya “tok,tok,tok…”. Sesaat kemudian seorang gadis berbaju putih dengan celana jeans keluar dan menyapaku” Eh.. geuning Akang , masuk kang, ada perlu apa yah?” Kata gadis itu sambil melihat ke sekujur tubuhku dan juga kebelakang badanku. “tuh kan,begitu aku bawa mobil mewah, sekarang ia makin ramah saja” dalam hatiku sedikit menggerutu.
“Kok melihat ke belakang, emang ada apa?”tanyaku memancing komentarnya terhadap Nissan Evalia baru itu. “Ah enggak, tapi kok kerbaunya dibawa segala, mau dijual ya?”katanya dengan senyum yang sangat manis.
Aku mulai was-was dengan Nissan Evaliaku, kemudian dengan mode slow motion aku ikut menoleh ke belakangku….. “Astagaaaa, sudah jadi kerbau lagi…….”
[caption id="attachment_203373" align="alignnone" width="960" caption="andai ..a...a...a...aku punya Nissan Evalia"][/caption] sumber gambar : dari sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H