Mohon tunggu...
Taryadi Sum
Taryadi Sum Mohon Tunggu... Insinyur - Taryadi Saja

Asal dari Sumedang, sekolah di Bandung, tinggal di Bogor dan kerja di Jakarta. Sampai sekarang masih penggemar Tahu Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pengusuran Kios di Stasiun KRL Jabodetabek Menuai Demo dari Yellow Jackets

4 Januari 2013   03:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:32 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1357269811560960648

[caption id="attachment_233465" align="aligncenter" width="620" caption="Aksi Demonstrasi Mahasiswa di Stasiun Pondok Cina, menentang penggusuran terhadap para pedagang oleh PT KAI, Jumat (4/1/13)/Admin (KOMPAS.com/Alsadad Rudi)"][/caption]

Sejak bulan lalu, beberapa stasiun kereta Jabodetabek ke arah Bogor (Cilebut, Bojong Gede, Citayam, Depok Lama dan Depok Baru) mulai disterilkan dari pedagang-pedagang.Yang dibersihkan tidak saja dari pedagang kaki-lima, tetapi kios-kios yang permanenpun sudah dibongkar habis. KECUALI Alfamart yang ada di Stasiun Cilebut dan Bojong Gede. Kedua stasiun tersebut memang bisa saya amati karena merupakan tempat pemberhentian saya saat ini dan ketika rel anjlok bulan lalu.

Sampai saat ini setidaknya dari Stasiun Cilebut sampai Depok Baru sudah bersih dari pedagang dan meninggalkan puing-puing berserakan yang dibiarkan begitu saja mengganggu kenyamanan calon penumpang yang sedang menunggu kereta.Tidak kurang dari 400 pedagang di ke lima stasiun tersebut hilang entah kemana. Menurut kabar burung yang diperoleh dari para pedagang asong, kontrak mereka sudah berakhir.

Pagi tadi, sekitar jam 08.40 WIB ketika saya melewati Stasiun Pondok Cina terjadi demo penolakan penggusuran kios oleh sekitar 40 pemuda-pemudi berjaket kuning. Hal itu terlihat dari spanduk yang mereka bawa. Dengan atribut Yellow Jackets tersebut, kemungkinan mereka adalah mahasiswa Universitas Indoneaia yang lokasinya dekat dengan stasiun tersebut. Sayangnya penulis tidak sempat mengambil gambar kejadian tersebut karena sedang berada dalam kereta.

Motifdemo mereka bisa diduga karena kios-kios di sekitar stasiun tersebut adalah penjual buku-buku murah yang sangat diperlukan oleh mahasiswa. Dengan digusurnya para pedagang buku tersebut, tidak mustahil mencari buku akan menjadi lebih susah. Padahal buku-buku yang dijual di tempat tersebut bukan saja untuk konsumsi mahasiswa, buku umum dan anak-anakpun tersedia di tempat itu.

Sampai saat ini belum ada kabar tentang kebijakan selanjutnya penggusuran tersebut, apakah stasiun tersebut akan selamanya disterilkan dari pedagang atau akan ditata ulang sehingga keberadaan mereka tidak mengganggu kenyamanan penumpang. Di stasiun Depok Baru, sebelumnya memang keberadaan pedagang itu sudah tarap mengganggu . Hampir semua bangku besi di peron ke arah Bogor yang disiapkan PTKAI untuk duduk calon penumpangjaraknya hanya dua jengkal saja dari kios sehingga bikin kurang nyaman duduk di situ.

Harapan saya, semoga penggusuran itu hanya untuk penataan saja karena selain para pedagang juga diperlukan, mereka yang tergusur juga masih membutuhkan tempatmencari nafkah. Dan yang tidak kalah penting adalah keberadaan pedagang juga bisa meramaikan stasiun, jika sepi dapat memicu terjadinya kriminalitas seperti penjambretan atau penodongan.

Mudah-mudahan Pak Dahlan Iskan sebagai pucuk pimpinan BUMN mempertimbangkan kepentingan tersebut…..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun