Mohon tunggu...
Taryadi Sum
Taryadi Sum Mohon Tunggu... Insinyur - Taryadi Saja

Asal dari Sumedang, sekolah di Bandung, tinggal di Bogor dan kerja di Jakarta. Sampai sekarang masih penggemar Tahu Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Membuat Kebun Organik di Lahan Sempit

2 Maret 2017   09:58 Diperbarui: 2 Maret 2017   20:00 3915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak informasi yang menyebutkan  bahwa sayuran organik lebih sehat dari sayuran biasa yang ditanam secara konvensional menggunakan pestisida.  Di tambah dengan informasi bahwa air kotoran ikan (air kolam) merupakan nutrisi yang baik untuk tanaman sayuran, maka sayapun mencoba membuat kebun mini (benar-benar mini) vertical karena kebetulan di depan rumah memang ada kolam mini juga yang ukurannya 1 x 1,5 meter dengan kedalaman hampir setengah meter. 

Dalam kolam tersebut sudah ada 1 ekor ikan lele umur 3,5 tahun dengan panjang sekitar 90 cm, 3 ikan patin umur 2 tahun dan 6 gurame umur 1 tahun. Lumayan,bisa sedikit menjadi hiburan ketika kejenuhan menerpa karena beban hidup yang semakin membesar…. Hehehe, kok ngelantur ke urusan hidup.

Dengan menggunakan beberapa talang sisa ditambah paralon, saya bisa memperoleh sekitar 140 lubang tanam pada lahan seluas itu yang disusun secara miring. Penampakan kebun miring tersebut seperti gambar berikut :

Meski ada wadah-wadah jadi khusus untuk tanaman  hidroponik, saya lebih memilih menggunakan gelas air mineral karena lebih murah dan gampang mendapatkannya. Sementara itu untuk media tumbuh akar, saya masih menggunakan rockwool yang memang biasanya digunakan untuk tanaman hidroponik. Konon katanya bisa menggunaka sabut kelapa tetapi saya belum mencobanya.

Benih bayam, kangkung, sawi hijau dan beberapa sayur lainnya disemai dulu di dalam gelas plastik yang sudah dilubangi sisi-sisi dan bawahnya dan tempatkan di tempat lain dulu yang tidak terkena sinar mata hari.  Setiap hari disemprot pakai air bersih untuk mempertahankan rockwool tetap basah. Setelah semiggu, tanaman mulai tumbuh pohon dan bijinya pecah. Setelah itu baru dipindahkan ke kebun vertical tersebut.

Air kolam dialirkan ke pipa-pipa dan talang yang sudah disusun tersebut menggunakan pompa akuarium. Saya tidak mengalirkannya setiap saat, cukup setengah jam mati dan setengah jam hidup. Dengan nutrisi yang berasal dari kotoran ikan itu, saya tidak memberi nutrisi buatan lainnya yang lumayan ada haarganya juga. Saya hanya menambah jumlah ikannya saja sehingga konsentarsi nutrisinya bertambah juga. Hasilnya   untuk tanaman kangkung biasa dalam usia 3 minggu seperti pada gambar di bawah ini. Mungkin 1 atau 2 minggu lagi sudah dapat dipanen. Amien…

slide2-jpg-58b789f86c7a61e10cd6ca8e.jpg
slide2-jpg-58b789f86c7a61e10cd6ca8e.jpg
Minggu ini, di hall Perkantoran Hijau Arkadia, Jl TB Simatupang kebetuan ada yang sedang pameran tanaman hidroponik berikut jualan sayuran hasilnya. Satu bungkus kangkung yang mungkin kalau produk saya dipanen berasal dari 2 lubang tanam, harganya sampai 10 ribu.

Ayo silahkan mencoba, lumayankan bisa makan sayuran organik yang konon lebih berkelas itu dengan biaya yang sangat murah.Saya mengasumsikan itu tanaman organik karena tidak melibatkan pestisida di situ, hanya saja ikan-ikannya masih diberi makan pelet.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun