Mohon tunggu...
Taryadi Sum
Taryadi Sum Mohon Tunggu... Insinyur - Taryadi Saja

Asal dari Sumedang, sekolah di Bandung, tinggal di Bogor dan kerja di Jakarta. Sampai sekarang masih penggemar Tahu Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Hati-hati, Maling Sekarang Mungkin Bisa Nembus Tembok

3 Oktober 2014   18:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:31 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu kemarin, maling berpesta di perumahan saya, Komplek Taman Tirta Cimangg, Bogor, khususnya blok saya. Saya termasuk salah satu yang jadi korbannya. Saya sebut berpesta karena dalam semalaam, 4 rumah yang berdekatan dimasukinya.

Sekitar  jam setengah 4 pagi, tetangga selang satu rumah dari saya berteriak karena ada maling masuk rumahnya. Dalam sekejap warga berkumpul dan berusaha mengejar, maling yang masuk ke rumah dengan mencongkel jendela itu, sayangnya tak terkejar karena ditelan kegelapan malam. Saya sendiri barau bergabung beberapa saat kemudian setelah dibangunkan istri.

Setelah itu saya pulang dan rencana tidur lagi. Namun beberapa saat kemudian saya dipanggil pa RT yang mengatakan bahwa  yang tadi turut mengejar ternyata menemukan hape saya sekitar 40 meter dari rumah saya. Ia menanyakan apakah mungkin anak saya yang kecil membawa hape saya ke ujung komplek sore kemarin dan jatuh di sana..?

Deg…, itu artinya maling tadi masuk ke rumah saya juga. Segera saya minta istri untuk memeriksa. Ternyata tas istri saya dan hapenya hilang. Di dalamnya ada sejumlah uang untuk bayar SPP dan lesnya anak-anak yang baru akan dibayarkan besok pagi dan uang belanja mingguan,  dua kartu asuransi, 1 buah KTP dan 6 tiket kereta Bogor-Sukabumi yang akan dipakai untuk mudik iIdul Adha besok.

Karena tidak ada bekas di pintu dan jendela, saya menduga maling tersebut masuk lewat teras bekang yang pintunya tak pernah dikunci. Namun itu juga sangat mengherankan karena rumah saya berada di tengah-tengan blok dimana teras belakang itu secara horizontal tertutup oleh rumah di kiri-kanan dan rumah di belakang yang pisisinya saling membelakangi.

Secara teknis saya berkeyakinan bahwa teras terbuka saya akan aman dari jangkauan maling dengan posisi tersebut. Tetangga yang belum pernah masuk rumah saya bahkan tidak tahu kalau saya punya teras belakang. Mungkinkah ia punya ilmu menembus tempok? Jika tidak, maka dipastikan ia masuk lewat puntu belakang dengan sebelumnya melewati atap-atap ruma orang dulu.

Kebetulan kedua, tiap malam Senin kami terbiasa bangun jam 3 karena anak dan istri sering puasa senin kamis, haari itu malah bablas baru bangun setengah 4 itupun karena dibangunkan  oleh kegaduhan di luar rumah.

Mengalami kejadian itu, saya malah jadi kalut. Untung saja saya dan anak-anak tidak ada yang bangun saat mereka beroperasi di dalam rumah, karena pasti mereka sudah melengkapi diri dengan perlengkapan untuk situasi terburuk. Saya memilih kehilangan harta daripada ancaman jiwa.Kalau pencuri sudah masuk ke dalam rumah berpenghuni, saya sudah mengkategorikannya sebagai rampok.

Siapakah pelakunya, mungkinkah tukang yang pernah kerja di rumah saya atau yang membetulkan atap rumah tetangga tetangga sebelah sehingga ia tahu situasi persisnya, terlalu  premature juga untuk menuduh mereka. Yang saya bisa lakukan adalah komplain terhadap RW terutama bagian keamanan bahwa situasi sudah tidak aman lagi...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun