Sejak Desember 2011 lalu, spanduk-spanduk "memanusiawikan" penumpang KRL Jabodetabek telah dipajang oleh PTKAI di setiap stasiun kereta. Teknisnya adalah dengan meniadakan penumpang yang naik di atas atap kereta. Program ini memang sangat diperlukan mengingat puluhan orang tewas setiap tahun karena tersengat listrik yang berada sekitar 2 meter di atas atap gerbong itu. Terlepas dari kebandelan penumpang atap tersebut, sebenarnya kebijakan menghilangkan penumpang atap itu sudah dilakukan sejak lama, dari mulai dengan menertibkan di tiap stasiun sampai dengan menggunakan semprot warna. Namun penumpang atap tetap saja tidak bias diberantas, bahkan berani melawan petugas. JIka membaca spanduk-spanduk yang akan menggunakan moment 1 Januari 2012 untuk benar-benar menghilangkan penumpang atap, sungguh merupakan program yang sangat bagus jika disertai dengan tindakan nyatanya. Jika tidak, ini sangat mustahil dilaksanakan. Setelah 2 minggu sejak awal tahun 2012, penumpang atap ternyata masih tetap demikian. Jumlah keberangkatan keretapun tak ada kabar ditambah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H