Mohon tunggu...
Taryadi Sum
Taryadi Sum Mohon Tunggu... Insinyur - Taryadi Saja

Asal dari Sumedang, sekolah di Bandung, tinggal di Bogor dan kerja di Jakarta. Sampai sekarang masih penggemar Tahu Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dengan TransMusi - Putar Kota Sampai Ke Bandara Hanya 4 ribu

25 April 2013   12:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:37 2413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13668688091036849624

[caption id="attachment_257090" align="alignnone" width="300" caption="BUs TRANSMUSI Palembang. Gambar jepretan sendiri"][/caption] Hari Rabu, 24 April 2013 kemarin saya berkesempatan untuk mengunjungi Kota Palembang untuk pertama kalinya, untuk sebuah urusan kantor. Karena masih baru dan khawatir kena tipu taksi gelap, tiba di Bandara Mahmud Badaruddin II saya memilih menggunakan taksi bandara untuk ke lokasi kegiatan saya di Jalan Residen A Rozak. Di loket taksi itu saya membayar jasa pemesanan sebesar 6 ribu dan biaya taksinya sesuai argo yaitu 73 ribu.

Selesai acara, saya masih punya waktu beberapa jam sebelum penerbangan pulang sehingga membuat rencana dadakan untuk melihat Jembatan Ampera dan membeli beberapa paket Pempek yang merupakan makanan khas daerah tersebut. Atas saran beberapa orang, sayapun memutuskan untuk naik TRANS MUSI, BRT (bus rapid transit) yang dimiliki kota tersebut.

Dari Jalan Residen A Rozak saya naik bis itu untuk pertama kalinyakearah jalan Brigjen Hasan Kasim. Ketika mau membayar, kondekturnya bilang “bapak gak usah bayar dulu, transit aja di depan, nanti naik bis lagi yang ke arah Jembatan Ampera”. Di halte transit yang dimaksud, sayapun turun pindah bus.

Di bus kedua, saya membayar karcis seharga4 ribu rupiah sambil menyebutkan tujuan saya ke Jembatan Ampera. Ketika memberikan karcis, kondektur bis mengatakan bahwa saya harus transit dan ganti bus sekali lagi di halte Polda (kalau tidak salah di Jalan Jend. Sudirman). Ia juga mengatakan bahwa di bus berikutnya saya cukup menunjukkan tiket itu saja tanpa harus membeli lagi. Woww.. enak sekali.

Setelah makan dan foto-foto di bawah jembatan prestisius dan bersejarah tersebut, saya kemudian hunting oleh-oleh yaitu Pempek Palembang. Beberapa merk rekomendasi teman adalah “Pak Raden”, “Nony 168” dan “Candy”.Setelah Tanya sana-tanya sisi, saya memilih “Candy” yang ada di sekitar Halte Polda tempat transit waktu berangkat tadi.

Menuju ke tempat itu saya kembali menggunakan Bus TransMusi, tapi kali itu sayamembeli tiket lagi. Setelah membeli oleh-oleh saya kembali naik bus warna merahke halte asrama haji tempat transit untuk penumpang yang akan ke bandara. Karena menurut salah seorang penumpang lokal saya tidak harus beli tiket lagi, maka pada tiga trip perjalanan itu saya hanya membeli tiket satu kali dan selebihnya cukup menunjukkan tiket itu hingga sampai di bandara.

Oh.. hampir seluruh kota besar di Indonesia sudah saya kunjungi, tetapi yang ongkosnya dari pusat kota ke bandara hanya 4 ribu perak hanya terjadi di Palembang dengan TransMusinya. Memang mobilnya tidak lebih bagus dari Trans Jakarta dan haltenya tak senyaman di Jakarta. Tetapi frekuensi lalu-lintas TransMusi jauh lebih banyak,  dari bus yang satu ke bus berikutnya tidak ada yang lebih lama dari 10 menit dan keramahan kondekturnya membuat siapapun nyaman naik bus tersebut.

Salut buat BRT Palembang…..

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun