Mohon tunggu...
Taryadi Sum
Taryadi Sum Mohon Tunggu... Insinyur - Taryadi Saja

Asal dari Sumedang, sekolah di Bandung, tinggal di Bogor dan kerja di Jakarta. Sampai sekarang masih penggemar Tahu Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Money

Apa Kabar IPB?, Indonesia Tahun 2011 Mengimpor 2,75 Juta Ton Beras

6 Februari 2012   07:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:00 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutipdetikFinance,Minggu (5/2/2012), sepanjang 2011 Indonesia telah mengimpor sebanyak 2,75 juta ton beras dengan nilai US$ 1,5 miliar. Impor terbanyak datang dari Vietnam yaitu 1,78 juta ton dengan nilai US$ 946,5 juta. Sementara beras dari Thailand sebanyak 938,7 ribu ton dengan nilai US$ 533 juta, dari China 4,7 ribu ton dengan nilai US$ 15,5 juta, dari Pakistan 4,1 ribu ton dengan nilai US$ 6,3 juta dan 14,3 ribu ton dengan nilai US$ 6,1 juta dan darinegara lainnya sebanyak 10,2 ribu ton dengan nilai US$ 5,8 juta.

Berita ini sungguh memalukan sekalugus memilukan Bangsa Indonesia. Memalukan karena dari mulai presiden sampai anak TK, kita mengaku-ngaku berada di Negara Agraris dengan lahan pertanian yang luas dengan dua musim yang mendukung system pertanian. Koes Plus bahkan mengibaratkan laut Inonesia sebagai kolam susu dan tongkat kayu pun dapat tumbuh menjadi tanaman. Kenyataannya, dengan jumlah petani 46,7 juta jiwa pada tahun tersebut dengan lahan pesawahan yangluasnyamencapai 7,7 juta ha, Indonesia masih harus mendatangkan bahan baku untuk makanan pokok tersebut.

Memalukan karena setelah disindir habis oleh Habiebie melalui karya spektakulernya membuat pesawat terbang yang akhirnya ditukar dengan beras, tidak membuat para pemimpin di bidang pertanian merasa malu dan berusaha memperbaiki institusinya. Indonesia tetap saja kekurangan beras, padahal lahan, SDM, iklim semuanya mendukung untuk kegiatan pertanian. Padahal lagi, mungkin puluhan ribu mahasiswa jurusan pertanian di pergurun tinggi negeri telah dibiayai negara untuk meningkatkan pertanian tanah air.

Sebut saja IPB yang nyata-nyata berbendera pertanian, puluhan orang yang saya kenal sebagai lulusan IPB tidak satupun yang bekerja pada sector pertanian terutama penyediaan beras. Ada yang di konsultan, bank, dan sebagainya. Mungkin tidak pernah terpikir oleh mereka bahwa mereka kuliah atas biaya negara yang seharusnya memiliki tanggung jawab untuk membangun negara ini.

Lagi pula daripada sibuk-sibuk meneliti kandungan racun pada susu formula yang ujung-ujungnya tidak punya keberanian untuk mempublikasikannya, mungkin lebih baik IPB merintis sistem pertanian yang dapat menswasemadakan Indonesia terhadap beras.

Beras sebanyak 2,75 juta jika dalam bentuk gabah kering jumlahnya sekitar 4,4 juta ton dan jika produktivitas tanam perha/musim panen 5 ton, hanya butuh lahan 877 ribu hektar saja.  Jika setiap hektar memberdayakan 2 keluarga, kegiatan ini bahkan dapat memberikan pekerjaan kepada 1,75 juta keluarga.

Ini memang tidak mudah, tetapi sangat mungkin dilakukan jika memiliki keinginan sekuat Habiebie yang mendambakan Indonesia mampu memproduksi pesawat terbang.  Peluang keberhasilannya jauh lebih besar daripada berangan-angan pada proyek mobnas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun