Mohon tunggu...
Taryadi Sum
Taryadi Sum Mohon Tunggu... Insinyur - Taryadi Saja

Asal dari Sumedang, sekolah di Bandung, tinggal di Bogor dan kerja di Jakarta. Sampai sekarang masih penggemar Tahu Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Zat Ini yang Mematikan dari Gas Air Mata

3 Oktober 2022   11:51 Diperbarui: 3 Oktober 2022   12:26 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Gas air mata adalah salah satu senjata pihak kepolisian menghadapi pendemo. Di negara manapun, termasuk Indonesia gas air mata selalu digunakan kala menghadapi pendemo yang rusuh. Jika ditembakkan dan jatuh, gas air mata akan mengeluarkan asap tebal warna putih.

Jika manusia terkena asap ini secara langsung, organ tubuh seperti mata, hidung, dan mulut akan langsung bereaksi.Wajah akan langsung terasa panas seperti terbakar saat terkena gas air mata. Biasanya juga disertai dengan keluarnya air mata, batuk-batuk, dan bersin. Jika langsung terkena dan tidak kuat, seseorang bahkan bisa mengalami sesak nafas dan pingsan sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Gas air mata ampuh karena asapnya mengandung Ortho-Chlorobenzylidene Malononitrile atau disingkat CS. Benda yang ditemukan oleh Corson dan Stoughton itu memang digunakan oleh polisi di seluruh dunia karena ampuh membubarkan massa yang dinilai bertindak di luar batas.

"Kalau di mata itu mengakibatkan matanya merah, gatal dan penglihatannya kabur. Kemudian di mulut, biasanya iritasi seperti rasa terbakar dan drooling atau air liurnya menjadi banyak, Kalau  di saluran pernapasan,   gas air mata dapat menyebabkan sesak, rasa panas, gatal pada hidung, dan sulit bernapas." kata Dokter Decsa pada Suara Surabaya, terkait dengan tragedi Aremania di Stadion Kajuruhan, Minggu (2/10/2022).

Efek samping terpapar gas air mata dapat berlangsung selama 15-30 menit, tergantung lama waktu terpapar,   jenis gas air mata yang digunakan, dan kondisi fisik dari orang yang terkena itu. Apakah dia sebelumnya punya penyakit saluran napas seperti asma atau dia punya alergi khusus terhadap kandungan yang ada pada gas air mata tersebut.  

Risiko efek samping dari terpapar gas air mata akan semakin berat jika seseorang memiliki kondisi penyakit tertentu. Di mana hal itu dapat menyebabkan gagal napas hingga risiko yang paling berat adalah meninggal dunia.

Inilah mungkin penyebab tewasnya ratusa Aremania kemarin. Tanpa ingin mengomentari siapa yang bersalah, saya hanya ingin menyampaikan bela sungkawa. Innalillahi wa Inna Ilaihi Raji'un

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun