Hantaman paling telak dan paling awal, saya melihatnya di Pos Giro. Pada tiga atau empat dekade lalu, kita terbiasa dengan mengirim surat menggunakan perangko, mengirim uang melalui wesel dan mengirim barang melalui paket pos.
Sejak adanya email, penggunaan perangko turun drastis. Kiririm surat lamaran kerja sudah gak pake pos lagi  sampai akhirnya perusahaan plat merah tersebut tak bisa lagi menjual perangko. Pos Giro sepertinya tidak siap menghadapi inovasi yang dilancarkan kompetitor, kini mengirim uang cukup dengan mencet-mencet tombol hape melalui aplikasi mobile banking.
Untuk membeli barang, sekarang orang tidak perlu beranjak dari tempat duduk atau dari tempat tidur, ini juga menghantam usaha-usaha perdagangan konvensional lain. Perdagangan online dapat memangkas biaya penjualan (sewa tempat, bayar pegawai) secara besar-besaran sehingga dapat menawarkan harga yang jauh lebih rendah. Â Pada sisi lain, pembeli juga tidak perlu mengeluarkan tenaga dan biaya untuk mendapatkan barang, cukup dengan beberapa ribu ongkos kirim yang jauh lebih kecil dibanding harus pergi langsung membeli barang.
Mungkin tiga atau empat dekade lalu itu  serangan terhadap bisnis konvensional seperti sekarang ini sama sekali tidak terbayangkan sehingga usaha yang langsung mati tidak mengenal besar dan kecil. Hanya usaha usaha spesifik yang bertahan, yang benar-benar dibatasi ruang dan waktu yang bisa bertahan.
Seperti roda yang berputar, para pebisnis online sekarang juga perlu memikirkan apa yang akan terjadi setelah ini jika ingin bertahan. Yang jelas inovasi belum akan berhenti, mungkin nanti akan ada dimensi lain akan menghantam bisnis online juga.
Selamat berfikir......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H