Beberapa kasus sebelumnya baik teman maupun hanya kenalan saja, katanya pernah salah bandara. Pesawat berangkat dari Bandara Halim Perdana Kusuma tetapi dia malah datang ke Bandara Soekarno Hatta. Akibatnya batal terbang dengan pesawat itu dan harus beli tiket baru. Â Saat itu saya pikir kok bisa yah bertindak sebodoh itu ... padahal di tiket sudah tertera jelas berangkat dari bandara mana.
Tapi saat ini pemikiran itu saya harus kubur dalam-dalam karena kebodohan itu saya alami sendiri. Untunglah hari masih sangat pagi dan ada taksi yang bersedia nguber pesawat yang standby di Halim sehingga tiket tidak hangus dan bisa terbang.
Senin lalu, saya mendapat mandat untuk menghadiri suatu acara di Semarang. Acaranya sendiri hari Kamis ini sampai Jumat.  Senin itu saya langsung dipesankan tiket pesawat dan setelah dapat saya langsung print. Saya hanya membaca untuk memastikan saja tentang nama dan waktu berangkat.  Setelah itu kertas tiket itu  tergeletak begitu saja di sisi meja saya tanpa sedikitpun ingin memeriksa tulian yang lainnya.
Kamis dinihari, saya berangkat dari Bogor sekitar jam setengah 2 malam. Dengan perhitungan sampai di Cengkareng paling lambat jam 3. Waktu yang cukup longgar untuk naik pesawat yang dijadwalkan boarding jam 4.50. Sayasekali lagi tidak membaca tiket, hanya memastikan kalau kertas itu masih ada di saku tas.
Tiba di Terminal 1C tempatnya keberangkatan Citi**nk, saya langsung menuju  anjungan check in mandiri, setelah memasukkan kode booking, di layar muncul tulisan, kode booking tidak terdaftar. Akhirnya saya antri untuk cek in manual.
Ah.. paling sistem atau jaringannya lemot atau erorr, Saya langsung masuk setelah petugas di pintu masuk memeriksa tiket dan mempersilahkan masuk. Saat antri, saya sambil melihat televisi yang memuat skedul penerbangan pagi itu. Aneh juga melihat bahwa pesawat yang akan saya naiki tidak terdaftar di situ. Tapi saya belum curiga apa-apa dan tetap di dalam antrian.
Tibalah saya di urutan kedua, setelah satu orang lagi yang di depan saya selesai, saya kebagian check in. KTP pun sudah saya siapkan dan saya buka tikek elektronik itu lebar-lebar. Atagfirullah... ternyata di bawah kode penerbangan tertulis nama Halim Perdana Kusuma, yang artinya saya salah bandara.
Tanpa sepatah kata, dan memang tidak ada orang yang harus dipamiti, saya langsung ke luar. Saya langsung ambil taksi dan menanyakan apa dia sanggup untuk sampai sebelum jam 04.30 Waktu saat itu menunjukkan pukul 03.50. Â Alhamdulillah sopirnya bersedia walaupun minta tips ekstra.
Selama perjalanan, alarm tanda kelebihan batas kecepatan taksi itu terus berbunyi yang menunjukkan kami terus melaju di atas batas kecepatan yang diperbolehkan. Akhirnya setelah setengah jam lebih sedikit saya sampai dan berhasil check in beberapa saat sebelum boarding.
Saya akhirnya tepok jidat sendiri, "kok bisa yah...."
Salam